PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
INTELIGENSI,KECERDASAN,KOGNITIF DAN
DAYA PIKIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Psikologi Perkembangan II
Dosen
: Dra. Ita Rustiati Ridwan
Disusun
oleh :
Eza
Yuni Putri (1305717)
Devi
Mayangsari (1305242 )
Siti
Nursadiyah (1307729)
Sela
Susilawati (1305567)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2014
KATA
PENGANTAR
Segala
puji kami ucapkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayahnya serta ilmunya sehingga kami diberikan kemudahan untuk
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Shalat serta salam selalu kami
panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semoga salawat serta salam dapat
sampai kepada Beliau hingga sampai kepada kami semua selaku umatnya.
Terimakasih
kami ucapkan kepada para penertib buka yang telah menyediakan materi-materi
sebagai reperensi tugas kami ini.
Dengan Ijin dari Allah pula kami dapat
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kami
memohon maaf atas segala kekurangan yang terletak didalam pembuatan makalah
ini,dengan kerendahan hati saya memohon saran dan kritiknya untuk perbaikan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan bagi kami khususnya.
Penyusun
Serang,
10 Maret 2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………. iii
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………… iii
1.3 Tujuan
…………………………………………………………………………….. iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
inteligensi……………………………………………………………… 1
2.2 Pengertia IQ…………………………………………………………………………. 2
2.3 Faktor-faktor IQ……………………………………………………………………… 3
2.4.1 Teori inteligensi……………………………………………………………………. 5
2.4.2 Penyebaran
Inteligensi…………………………………………………………….. 10
2.5 Pengertian Daya
pikir………………………………………………………………… 11
2.6 Pemahaman Daya
Pikir………………………………………………………………. 13
2.7 Tujuan Daya pikir…………………………………………………………………….. 13
2.8 Fungsi Daya pikir…………………………………………………………………….. 14
2.9 Pengertian
Kecerdasan……………………………………………………………….. 14
2.10 Teori Kecerdasan……………………………………………………………………. 14
2.11 Faktor yang
mempengaruhi kecerdasan……………………………………………… 15
2.12 Alat ukur
kecerdasan………………………………………………………………… 16
2.13 Macam-macam
kecerdasan menurut psikolog………………………………………. 16
2.14 Pengertian
Kognitif…………………………………………………………………. 19
2.15 Pengertian
Kognitif Menurut Para Ahli……………………………………………. 19
2.16 Teori Perkembangan
Kognitif……………………………………………………… 20
2.17 Faktor yang
Mempengaruhi Kognitif………………………………………………. 21
2.18 Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Kognitif………………………………. 21
2.19 Faktor yang
mempengaruhi Kemampuan Kogitif…………………………………… 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 24
3.2 Saran…………………………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam pembahasan Psikologi Perkembangan
2 ini mengkaji masalah-masalah baru seperti yang akan kami bahas ini adalah
tentang IQ,Kecerdasan,Kognitif dan Daya pikir.
Banyak yang berpendapat bahwa IQ dan
kecerdasan adalah sama yang memilki arti yang tidak jauh sama-sama kemampuan
dalam menangkap atau memecahkan suatu masalah.
Namun bisa dibedakan IQ adalah skor yang diperoleh tes intelegensi dari
sana kita akan mengetahui berapa besar nilai yang didapat dari tes sehingga
kita bisa mengetahui apakah kecerdasan baik atau tidak jika ia memiliki
intelegensi yang tinggi maka berarti daya pikrnya pun baik karena dengan intelegensi yang tinggi
maka akan mampu dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan
dengan daya pikir itu baik maka akan baik kecerdasannya sehingga kognifif yang
dimilikinya juga baik. Dan factor yang mempengaruhi intelegensi adalah
hereditas atau keturunan dan lingkungannya. Jika dari lahir ia sudah memiliki
IQ yang tinggi dan dengan lingkungan yang baik maka akan terus beribang daya
pikirnya,jika daya pikir itu sudah matang maka kecerdasannya akan bertambah dan
mampu memiliki banyak kosa kata yang banyak .Sedangkan Kognitif adalah suatu pengetahuan
yang diliki karena adanya proses belajar atau juga perilaku dalam bentuk
berpikir,menganalisis,mengingat dan menciptakan dan sedangkan yang dimaksud
dengan Daya pikir adalah kemampuan ia dalam memecahkan suatu permasalahnya baik
itu kecil atau besar.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Intelegensi dan
apa IQ?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan,daya
pikir dan kognitif?
1.2.3
Bagaimana Pendapat para ahli tentang
arti dari intelegensi,kecerdsan,kognitif dan daya pikir?
1.2.4
Apakah IQ seseorang mempengaruhi cara
belajar seseorang?
1.2.5
Apa jenis jenis kecerdasan
1.2.6
Apa tujuan daya pikir
1.2.7
Apa tujuan kognitif di TK
1.3 TUJUAN
Dibuatnya tugas ini agar kita dapat
memahami apa itu intelegensi dan apa itu kecerdasan,kognitif dan daya pikir.
Kita harus mengetahui semua itu agar kita yang sedang belajar mengetahui nanti
ketika jika sudah menjadi seorang pendidik apa yang harus dilakukan jika ada
seorang anak yang memiliki sebuah IQ yang berbeda beda dan bagaimana cara kita
mengatasinya. Maka itu wajib bagi kita mempelajarinya, inilah mengapa kami
menulis tentang materi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Inteligenci ( IQ )
Intelilengensi bukanlah
suatu yang bersifat kebendaan,melainkan suatu fisik ilmiah untuk
mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Intelegensi adalah seperangkat mental yang memilki kapasitas untuk mendapatkan
dan menggunakan pengetahuan keterampilan memecahkan masalah dan bisa juga suatu
kemampuan untuk melakukan berbagai macam tugas,kemampuan untuk memahami dan
beradaptasi.
Menurut para ahli
inteligensi mempunyai arti yang beragam seperti berikut ini.
a.
C.P Chaplin ( 1975) mengartikan
inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap
situasi baru secara cepat dan efektif.
b.
Anita E. Woolfolk mengumukakan bahwa
menurut teori lama ,inteligensi itu mempunyai tiga pengertian :
1.
Kemampuan untuk belajar
2.
Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh
3.
Kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sehingga Woolfotk
mengartikan bahwa inteligensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan
dalam rangka memecahkan masalah dan bradaptasi dengan lingkungan.
c.
Binet menyatakan bahwa sifat hakiki
inteligensi itu ada tiga macam yaitu:
a.kecerdasan untuk
menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu.
b. kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut
c. kemampuan untuk
belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
d. Raymon Cattel mengklasifikasikan
inteligensi ke dalam dua kategori yaitu :
a. Fluid inteligensi
yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relative tidak dipengaruhi oleh
pengalaman belajar sebelumnya
b. crystallized inteligentsi yaitu
keterampilan-keterampilan atau kemampuan nalar
yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.
e. Seifer dan Hoffnung 1994 mengatakan bahwa
.intelengensi mengacu pada kemampuan umum untuk belajar dari pengalaman juga
mengacu pada kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
Sumber : H.Syamsu yusuf
2011buku psikologi perkembangan anak dan remaja,hl.106
f.
Myers menyatakan intelengensi adalah kapasitas untuk
perilaku yang diarahkan pada tujuan dan adaptif, melibatkan kemampuan untuk
mendapatkan keuntungan dari pengalaman, memecahkan masalah, alasan, dan
berhasil memenuhi tantangan dan mencapai tujuan (myers,199)
g. Lewis Madison Terman mengartikan definisi
itelengensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
h.
Cleart berasumsi bahwa intelegensi didefinisikan sebagai seluruh
repertoar keterampilan yang diperoleh, pengetahuan, set belajar dan
kecenderungan generalisasi dianggap intelektual di alam yang tersedia di setiap
periode satu dalam waktu.
i.
Edward Lee Thorndike 1874-1919 di tahun 1913 menjelaskan intelengensi sebagai
kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari panangan kebenaran atau fakta.
j. Walters dan Gardber 1986
menjelaskan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang
memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai eksistensi suatu
budaya tersebut.
k. Flynn 1987 menjelaskan kecerdsan sebagai kemampuan untuk berpikir
secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Sumber:
Desmita 2012/psikologi perkembangan
2.2 Penjelasan IQ
IQ
merupakan indicator kecerdsan yang terukur. Oleh sebab itu IQ dipandang
menunjukka keseluruhan kecerdasan seseorang.
Sekor
IQ jarang mengalami perubahan besar sepanjang hidup seseorang yang sebagian
besar diyakini diwariskan oleh orang tuanya yang menunjukka tingkat kemampuan
dasar tertentu adalah kemampuan spasial, kemampuan numerical dan kemampuan
linguistic.
Tes
IQ
Tes
IQ hanya mengukur 1 jenis kecerdsan saja yaitu kecerdasan rasional,logis dan
linear.
·
“ Flynn 1987 mengatakan bahwa Situasi pada saat testing IQ mungkin akan
berubah,perubahan ini menunjukkan 3 poin dalam skor IQ setiap tahunnya.
Setiap
generasi memilki atau mendapatkan skor lebih tinggi ketimbang orang tua dan
perbedaan yang terjadi 6-9 poin disebabkan oleh maju dan berkembangnya ilmu
prngetahuan dan teknologi. Elemen paling penting dari intelektual adalah
sesuatu yang disebut kemampuan berlevel tinggi yakni, pemikiran,pemecah masalah
dan pengambil keputusan.
Intelektual
bukan hanya kreasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,dan intelektual juga
adalah kepastian umum orang-orang untuk mempelajaro lingkungan.
·
Sternber 2004 mengatakan bahwa orang
yang memilki skor IQ tinggi memilki kesempatan yang lebih baik untuk mengubah
lingkungan,
·
Golmen Daniel mengatakan bahwa saat
emosi tidak sehat atau kurang matang emosinya maka tidak akan bisa menggunakan
IQ, berapapun tingginya skor IQ yang
dimiliki,tidak akan mampu dapat mengerjakan dengan bijak dan tepat dan IQ itu
relative stabil.
2.3
Faktor yang mempengaruhi intelegensi:
o
Faktor keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lainnya adalah pada anak yang
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya
bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap
berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
o
Faktor lingkungan
lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
o
Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)
Stabilitasi
IQ tergantung perkembangan organik otak.
o
Pengaruh faktor kematangan
Tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya.
o
Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan
ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan IQ.
o
Minat dan pembawaan yang khas
Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
o
Kebebasan
Kebebasan
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
2.4.1 Teori- Teori Inteligensi
a.
Teori “ two Factors “
Teori ini dikemukakan oleh Charles
Spearman (1904). Dia berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum
yang diberikan kode “g”( general factors) dan kemampuan khusus yang diberi kode
“ s ”(specific factor). Setiap individu memilki krdua kemampuan ini yang
keduanya menentukan penanpilan atau perilaku mentalnya.
b.
Teori “ primary Mental abilities”
Teori
ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa intelegensi
merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu
a. Kemampuan
berbahasa (verbal comprehension)
b. Kemampuan
nalar atau berpikir logis (reasoning)
c. Kemampuan
mengingat ( memory)
d. Kemampuan
tilikan ruang( spatial factor)
e.
Kemampuan bilangan (numeric ability)
f. Kemampuan
menggunakan kata-kata( word fluency)
g. Dan
kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat ( perceptual speed)
c.
Teori “ Multiple Inteligence”
Dikemukakan oleh J.P Guilford dan Howard
Gardner mengatakan bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar
atau “ Faces of intellect” yaitu sebagai berikut
1.
Operasi Mental ( proses berpikir)
a. Kognisi
adalah menyimpan informasi yang lama dan menenmukan informasi yang baru
b. Memory
retention adalah ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c. Memory
recording adalah ingatan yang segar
d. Divergent
production adalah berpikir memusat yang artinya hanya satu jawaban alternative
e. Evaluasi
adalah mengambil keputusan tentang apakag sesuatu itu baik,akurat atau memadai.
2.
Content (isi yang dipikirkan )
a. Visual
adalah bentuk konkret atau gambaran
b. Auditory
c. Word
meaning adalah semantic
d. Symbolic
adalah informasi dalam bentuk lambing,kata-kata angka dan non music
e. Behavioral
adalah interaksi non-verbal yang diperoleh melalui pengindraan,ekspresi muka
atau suara.
3.
Product (hasil belajar)
a. Unit
adalah item unggul informasi
b. Kelas
adalah kelompok item yang memilki sifat-sifat yang sama
c. Relasi
adalah keterkaitan antar informasi
d. System
adalah kompleksitas bagian yang saling berhubungan
e. Transformasi
adalah perubahan,modifikasi atau redefinisi informasi
f. Implikasi
adalah informasi yang merupakan saran dan informasi item lain
Aspek – Aspek Intelegensi Menurut Gardner
Intelegensi
|
Kemampuan inti
|
1.
Logical-mathematical
|
Kepekaan dan kemampuan untuk
mengamati pola-pola logis dan numeric serta kemampuan untuk berpikir rasional
|
2.
Linguistic
|
Kepekaan terhadap suara,ritme,makna
kata-kata dan keragaman fungsi-fungsi bahasa
|
3.
Musical
|
Kemampuan untuk menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme.
|
4.
Spatial
|
Kemampuan mempersepsikan dunia
ruang-visual secara akurat
|
5.
Bodily kinesthetic
|
Kemampuan untuk mengontrol gerakan
tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
|
6.
Interpersonal
|
Kemampuan untuk mengamati dan merespon
suasana hati
|
7.
Intrapersonal
|
Kemampuan ntuk memahami
perasaan,kekuatan dan kelemahan serta inteligensi diri sendiri.
|
d. Teori “ Triachic of Inteligence”
Dikemukakan oleh Robert Stenbreg
(1985,1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami
inteligensi. Stenberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagian
kemampuan mental”( proses berpikir,mengatasi pengalaman atau masalah baru dan
penyesuaian terhadap situasi yang dilihat)yang menunjukkan tingkah laku
inteligen.
Dengan kata lain bahwa inteligensi
itu adalah produk dari penerapam strategi berpikir,mengatasi masalah-masalah
baru secara kreatif dan cepat dan penyesuaian terhadap konteks dengan
menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
1. Proses Mental ( berpikir)
a. Meta component adalah perencanaan
aturan,seleksi strategi dan monitoring ( pemantauan)
b. Performance components adalah
melaksanakan strategi yang terseleksi. Melalyi komponen ini memungkinkan kita
untuk mempersepsi dan menyimpan informasi baru.
c. Klowledge- Acquisition component
adalah memperoleh pengetahuan baru seperti memisahkan informasi yang relevan
dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep baru.
2.
Coping
with new experience
Tingkah laku inteligensi dibentuk melalui dua karakteristik
yaitu:
a. Insight atau kemampuan untuk
menghadapi situasi baru secara efektif
b. Automaticity atau kemampuan untuk
berpikir dan memecahkan masalah masalah secara otomatis dan efesien.
Dengan demikian tingkah laku inteligensi itu melibatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah baru dan bersifat otomatis
adalah kecepatan dalam menemukan solusi-solusi baru dalam proses yang rutin dan
dapat dilakukan tanpa banyak menggunakan usaha kognisi.
3.
Adapting
to environment
Adalah kemampuan
untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.
Secara visual elemen-elemen teori Triachic Stenberg ini
dapat disimak
Elemen
|
Kemampuan
|
Contextual intelligence
|
Mampu untuk beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan dan mengubah dunia lingkungan untuk mengoptimalkan
peluang-peluang serta mampu memecahkan masalah
|
Experiential inteligence
|
Mampu merumuskan gagasan-gagasan
baru dan mengkombinasikan fakta-fakta yang tidak berhubungan serta mampu
mengatasi masalah baru secara otomatis
|
Componential inteligence
|
Mampu untuk berpikir
abstrak,memproses informasi dan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang akan
dipenuhi.
|
e. Teori intelegensi
Teori kontemporer tentang intelegensi berasal dari Robert
J.Sternberg(1988) yang mana isinya smerupakan perluasan dari pendekatan
psikometrik dan menghubungkannya dengan ide-ide terbaru dari riset terhadap
bagaimana pemikiran terjadi.
Menurut Thurstone,intelegensi umum yang dikemukakan oleh
spearman itu terdiri dari 7 kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas
serta dapat digali melalui tes intelegensi.
Intelegensi
|
Kemapuan
|
Verbal comprehension
|
Kemampuan memahami makna kata
|
Word fluency
|
Kemampuam memikirkan kata secara tepat
|
Number
|
Kemampuan bekerja dengan angka dan melakukan perhitungan
|
Space
|
Kemampuan memvisualisasi hubungan bentuk ruang
|
Memori
|
kemampuan mengingat stimulus verbal
|
Perceptual speed
|
Kemampuan menangkap rincian visual secara cepat serta
melihat persamaan dan perbedaan diantara objek yang tergambar
|
Reasoning
|
Kemampuan menemukan aturan umum berdasarkan contoh yang
disajikan,seperti menentukan bentuk keseluruhan rangkaian setelah disajikan
sebagian dari rangkaian tersebut
|
Sumber Oleh: Atkinson,higrad 1993
2.4.2
Penyebaran inteligensi
Berdasarkan hasil pengukuran atau
tes inteligensi terhadap sampel yang dapat dipandang mencerminkan populasinya
maka dikembangkan suatu system norma ukuran kecerdasan sebaran berikut:
IQ (inteligensi quontion)
|
Klasifikasi
|
140- keatas
|
Jenius
|
130-139
|
Sangat cerdas
|
120-129
|
Cerdas
|
110-119
|
Diatas normal
|
90-109
|
Normal
|
80-89
|
Dibawah normal
|
70-79
|
Bodoh
|
50-69
|
Terbelakang ( moron)
|
49 ke bawah
|
Terbelakang (idiot)
|
Ciri
yang berhubungan dengan tingkatan inteligensi serta pengaruhnya terhadap proses
belajar
a. Idiot
IQ adalah 0-29,idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling
rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja
dan biasanya tidak dapat mengurus diri sendiri seperti mandi berpakaian makan
dan ya g lainnya dia harus diurusi oleh orang lain. Rata-rata perkembangannya
sama dengan anak normal 2 tahun.
b. Imbecile
IQ adalah 30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot,ia
dapat belajar berbahasa dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang
teliti. Dapat diberikan latihan-ringan.kecerdasannya sama dengan anak normal
berumur 3 tahun samapai 7 tahun. Tidak dapat dididik di sekolah biasa.
c. Moron
atau debil adalah IQ 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar
membaca,menulis,dan membuat perhitungan sederhana dapat diberikan pekerjaan
rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan, mendapatkan
pendidikan di sekolah luar biasa.
d. Kelompok
bodoh adalah IQ 70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan
dibawah kelompok normal. Secara bersusah bayah dengan beberapa hambatan ia
mampu menyelesaikan sekolah pertama tetapi sukar untuk dapat menyelesaikan
kelas kelas terakhir di sekolah lanjut pertama.
e. Normal
rendah adalah IQ 80-89 kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang
tetapi pada tingkat terbawah mereka agak ambat dalam belajarnya. Mereka dapat
menyelesaikan tugas di sekolah pertama namun agak sulit untuk menyelesaikan
tugas pada jenjang sekolah menengah.
f. Normal
sedang adalah IQ 90-109 kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau
rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang populasinya terbesar dalam
presentasenya.
g. Normal
tinggi adalah IQ 110-119 kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal
tetapi berapa pada tingkat yang tinggi.
h. Cerdas
adalah IQ 120-129 kelompok ini merupakan kelompok yang sangat berhasil dalam
pekerjaan akademik disekolah.
i.
Sangat cerdas adalah IQ 130-139 anak
anak lebih cakap dalam membaca,mempunyai pengetahuan tentang bilangan sangat
baik,perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak.
Pada umumnya factor kesehatan,kekuatan dan ketangkasan lebih menonjol dari pada
anak normal
j.
Genius adalah IQ140 keatas, kelompok ini
kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umunya memilki kemampuan untuk
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru walaupun mereka tidak
bersekolah. Kelompok ini berada dalam semua ras dan bangsa.
Sumber
: Syamsu Yusuf 2011,psikologi perkembangan anak dan remaja. Pt Remaja karya
2.5
Pengertian Daya Pikir
Akal adalah suatu peralalatan rohaniah
manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta
mengananlisis sesuatu ang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan
tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal
bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang
berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan,
menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Namun, karena kemampuan
manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada
kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
Akal berasal dari bahasa arab aql yang secara bahasa berarti pengingat
dan pemahaman terhadap sesuatu.
Pengertian lain dari akal adalah daya fikir
(untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau
merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri
sendiri dalam hubungannya dengan
lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai
watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga
terhadap rasa ketidak pastian yang esensial hidup ini.
Akal juga bisa berarti jalan atau cara
melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi
negative sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan,
kelicikan.
Akal fikiran tidak hanya digunakan
untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan
beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang.
Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal
dan betapa pastinya kehidupan ini.
Freud membagi tiga wilayah pokok, antara lain:
1.
Id, yang mempersamakan id dengan insting atau
naluri
2.
Ego, yang merupakan akal fikiran
3.
Super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan
kaidah moral
Sesuai
kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada insting,
maka diberikan pada akal (ego) peran dan strategis dalam perencanaan bentuk
pemuasan terhadap insting (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tututan adat kebiasaan sosial dan
kepercayaan (super ego).
2.6 Pemahaman Daya pikir
Daya pikir disebut juga
sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang
anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang
mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung
oleh kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207)
menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari
dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk
semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan,
menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan
membayangkan kejadian dan mimpi.
Daya pikir perlu
dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan
sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997)
telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai
berikut:
2.7 Tujuan Pengembangan Daya Pikir
Tujuan pengembangan
daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang
diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu
mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang
diperolehnya
3. Mengembangkan
kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara
satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan
imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan
untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat
menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan
2.8 Fungsi Daya Pikir
1. mengenalkan
lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak
mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan
pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif
sesuai dengan kemampuan anak
4. mengenal konsep
bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan
kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar
seraya bermain”
6. melatih anak
berpikir logis
2.9 Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan
menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga
pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia
berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk
mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk
kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun,
beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi
kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental
dalam berpikir.
2.10
Teori Kecerdasan
·
Menurut Howard Gardner 1993 mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang
meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika kecerdasan musical,kecerdasan
visual spasial ,kecerdasan lingkustik,kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
naturalis.
·
Menurut
Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya
dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang menganut konsep eugenic
yaitu berdasarkan faktor keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan
angka konstan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan
kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari
kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
·
Menurut
Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya,
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial.
Stephen R. Covey adalah pusat paling
mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan
bagi kecerdasan lainnya.
·
Zohar
dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dari pada yang lain.
Dr.
Howard Gardner kecerdasan dibagi menjadi 8 macam. Yang diantaranya nanti akan
kami bahas pada pembahasan berikutnya.
2.11
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Menurut Wechler ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kecerdasan:
•
Biologis
•
Lingkungan
•
Budaya
•
Bahasa
•
Masalah etika
Namun
apabila ditinjau ulang, berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Alferd Binet
faktor keturunan juga sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.
2.12
Alat Ukur kecerdasan
Pengukuran taraf kecerdasan Salah satu uji kecerdasan yang
diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran
kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan
(performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu
komputer.
Alat uji kecerdasan
yang biasa di pergunakan adalah :
•
Stanford-Binnet intelligence scale
•
Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
o
WB (untuk dewasa)
o
WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
o
WISC (untuk anak usia sekolah)
o
WPPSI (untuk anak pra sekolah)
•
TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
•
PM-60, PM Advance
2.13
Macam-macam Kecerdasan Menurut Ilmu Psikologi
Berbicara mengenai macam-macam kecerdasan dalam psikologi,
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang mana awalnya kecerdasan itu hanya diidentikan
dengan kecerdasan intelektual saja. Saat ini muncul ilmuan-ilmuan yang telah
mencetuskan beberapa kecerdasan, diantaranya adalah :
Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) adalah potensi
membumikan, menafsirkan dan mengejawantahkan pesan-pesan ketuhanan di dalam
kehidupan sehari-hari di permukaan bumi ini, dalam bentuk buah pemikiran,
sikap, prilaku dan tindakan yang positif. Dengan potensi itu seseorang akan
dapat dengan mudah beradabtasi, berinteraksi, berkomunikasi dan berintegrasi
dengan lingkungan kehidupannya.
Prophetic
Intelligence adalah suatu potensi yang berbasis kenabian, yang terdiri dari
lima kecerdasan (adversity intelligence, spiritual intelligence, emotional
intelligence, perceptual intelligence dan intellectual intelligence.
1.
Adversity
Intelligence
Kemampuan yang terpadu antara jiwa dan fisik (psikomotorik).
Dengan kecerdasan ini seseorang akan terhindar dari sikap berputus asa,
pengecut, mudah menyerah, tidak bisa menerima apa adanya, takut miskin, malas,
berburuk sangka.
2.
Kecerdasan
Intelektual
Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual
adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang
yang Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan dan
akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
3.
Kecerdasan
Emosional
Beberapa tokoh mengemukakan tentang teori kecerdasan
emosional antara lain, Mayer & Salovey dan Daniel Goleman. Salovey dan
Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai,
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah
semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”.
Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur
kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with
intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the
appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran
diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Daniel
Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan
sosial yang baik. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan
dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta
mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat
menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati.
4.
Kecerdasan
Spiritual
Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R.
Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena
dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual
mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas (Tuhan).
Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dari pada yang lain.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan
spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat
menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan
yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari
keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih
positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
5.
kecerdasan linguistic
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif.
Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti,
radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya
di bidang pemasaran dan politik.
6
.kecerdasan logis matematis
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka
dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang
digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan
eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman
komputer dan ahli matematika.
7
.kecerdasan spasial
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan
ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang
atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta
pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.
8. kecerdasan kinestetik-jasmani
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet,
penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit,
tukang kay, ahli bedah)
9.kecerdasan musikal
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah
lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati
musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva
dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.
10.
kecerdasan antar pribadi
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan
bekerja untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari
kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang
lain.
11. kecerdasan natural
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal
bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan
fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi,
penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.
2.14
Pengertian Kognitif
Kognitif
adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Menurut para psikologi
kognitif (cognitive psychology), otak Anda menjadi tempat mengandung sebuah
“pikiran” yang memungkinkan proses-proses mental Anda untuk mengingat,
mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif (Gluck et al,
2007 ; Sternberg, 2008). Sedangkan secara umum kognitif diartikan potensi
intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan
teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga
pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif.
Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan
materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan menilai.
2.15
Pengertian Kognitif menurut para ahli
Beberapa
ahli psikologi pendidikan mendefinisikan sebagai berikut:
·
Terman : Kognitif adalah kemampuan untuk
berpikir secara abstrak.
·
Colvin : Kognitif adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·
Henman : Kognitif adalah kemampuan
intelektual ditambah dengan pengetahuan.
·
Hunt : Kognitif adalah teknik untuk
memproses informasi yang disediakan oleh indra.
2.16
Teori Perkembangan Kognitif
Pakar
psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span
Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002,
mengatakan bahwa anak
dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Teori
perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek
seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,
orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa untuk
membentuk perkiraan tentang objek dan perististiwa itu.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Teori
Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses
mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan
kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia
mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan
bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang
bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek
seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama
kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan
selanjutnya.
2.17
Faktor yang Mempengaruhi Kognitif
Pengembangan
kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya,
ingatan, berpikir, pemahaman tentang symbol, penalaran, dan memecahkan masalah.
Pengembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan,
kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.
2.18
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak.
1.
Kematangan
Kematangan
perkembangan system saraf pusat, otak, koordinasi motoric, perubahan fisiologis
dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
2.
Pengalaman Fisik
Bila
seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan
memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak
mengembangkan aktivitas dan daya otak sehingga mereka akan mentransferkan ke
dalam bentuk suatu gagasan atau ide.
3.
Pengalaman Sosial
Ketika
anak melakukan interaksi social, maka mereka akan memperoleh pengalaman social.
Interaksi social bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang
lani, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang diberikan orang yang lebih
tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Pengalaman social juga
dibutuhkan oleh abak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti
kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dll.
4.
Keseimbangan
Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif
tertinggi, maka anak memerlukan keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat
mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam prosesnya, suatu
stimulus yng didapat anak dari lingkungan dapat mengganggusuatu keseimbangan,
tetapi dengan suatu respon anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui
kedua proses tersebut diatas: asimilasi dan akomodasi.
5.
Adaptasi
Anak
sebagai hasil adapatasi dengan lingkungan, akan secara progresif menunjukkan
interaksi dengan lingkungan secara rasional.
2.19
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Kognitif
a.
Asimilasi
Merupakan
istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru
kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan
proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan
informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.
b.
Akomodasi
Merupakan
istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada
sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan
akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui
akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami
perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.
Contoh:
si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan
kedua.
c. Ekuilibrasi
c. Ekuilibrasi
Yaitu istilah yang merujuk pada
kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi.
Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar
ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa
asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan
komplementer.
Contoh:
bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian
diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi
menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang
berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi
akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal
itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia
miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi
bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
INTELIGENSI,KECERDASAN,KOGNITIF DAN
DAYA PIKIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Psikologi Perkembangan II
Dosen
: Dra. Ita Rustiati Ridwan
Disusun
oleh :
Eza
Yuni Putri (1305717)
Devi
Mayangsari (1305242 )
Siti
Nursadiyah (1307729)
Sela
Susilawati (1305567)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2014
KATA
PENGANTAR
Segala
puji kami ucapkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayahnya serta ilmunya sehingga kami diberikan kemudahan untuk
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Shalat serta salam selalu kami
panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semoga salawat serta salam dapat
sampai kepada Beliau hingga sampai kepada kami semua selaku umatnya.
Terimakasih
kami ucapkan kepada para penertib buka yang telah menyediakan materi-materi
sebagai reperensi tugas kami ini.
Dengan Ijin dari Allah pula kami dapat
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kami
memohon maaf atas segala kekurangan yang terletak didalam pembuatan makalah
ini,dengan kerendahan hati saya memohon saran dan kritiknya untuk perbaikan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan bagi kami khususnya.
Penyusun
Serang,
10 Maret 2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………. iii
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………… iii
1.3 Tujuan
…………………………………………………………………………….. iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
inteligensi……………………………………………………………… 1
2.2 Pengertia IQ…………………………………………………………………………. 2
2.3 Faktor-faktor IQ……………………………………………………………………… 3
2.4.1 Teori inteligensi……………………………………………………………………. 5
2.4.2 Penyebaran
Inteligensi…………………………………………………………….. 10
2.5 Pengertian Daya
pikir………………………………………………………………… 11
2.6 Pemahaman Daya
Pikir………………………………………………………………. 13
2.7 Tujuan Daya pikir…………………………………………………………………….. 13
2.8 Fungsi Daya pikir…………………………………………………………………….. 14
2.9 Pengertian
Kecerdasan……………………………………………………………….. 14
2.10 Teori Kecerdasan……………………………………………………………………. 14
2.11 Faktor yang
mempengaruhi kecerdasan……………………………………………… 15
2.12 Alat ukur
kecerdasan………………………………………………………………… 16
2.13 Macam-macam
kecerdasan menurut psikolog………………………………………. 16
2.14 Pengertian
Kognitif…………………………………………………………………. 19
2.15 Pengertian
Kognitif Menurut Para Ahli……………………………………………. 19
2.16 Teori Perkembangan
Kognitif……………………………………………………… 20
2.17 Faktor yang
Mempengaruhi Kognitif………………………………………………. 21
2.18 Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Kognitif………………………………. 21
2.19 Faktor yang
mempengaruhi Kemampuan Kogitif…………………………………… 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 24
3.2 Saran…………………………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dalam pembahasan Psikologi Perkembangan
2 ini mengkaji masalah-masalah baru seperti yang akan kami bahas ini adalah
tentang IQ,Kecerdasan,Kognitif dan Daya pikir.
Banyak yang berpendapat bahwa IQ dan
kecerdasan adalah sama yang memilki arti yang tidak jauh sama-sama kemampuan
dalam menangkap atau memecahkan suatu masalah.
Namun bisa dibedakan IQ adalah skor yang diperoleh tes intelegensi dari
sana kita akan mengetahui berapa besar nilai yang didapat dari tes sehingga
kita bisa mengetahui apakah kecerdasan baik atau tidak jika ia memiliki
intelegensi yang tinggi maka berarti daya pikrnya pun baik karena dengan intelegensi yang tinggi
maka akan mampu dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan
dengan daya pikir itu baik maka akan baik kecerdasannya sehingga kognifif yang
dimilikinya juga baik. Dan factor yang mempengaruhi intelegensi adalah
hereditas atau keturunan dan lingkungannya. Jika dari lahir ia sudah memiliki
IQ yang tinggi dan dengan lingkungan yang baik maka akan terus beribang daya
pikirnya,jika daya pikir itu sudah matang maka kecerdasannya akan bertambah dan
mampu memiliki banyak kosa kata yang banyak .Sedangkan Kognitif adalah suatu pengetahuan
yang diliki karena adanya proses belajar atau juga perilaku dalam bentuk
berpikir,menganalisis,mengingat dan menciptakan dan sedangkan yang dimaksud
dengan Daya pikir adalah kemampuan ia dalam memecahkan suatu permasalahnya baik
itu kecil atau besar.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Intelegensi dan
apa IQ?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan,daya
pikir dan kognitif?
1.2.3
Bagaimana Pendapat para ahli tentang
arti dari intelegensi,kecerdsan,kognitif dan daya pikir?
1.2.4
Apakah IQ seseorang mempengaruhi cara
belajar seseorang?
1.2.5
Apa jenis jenis kecerdasan
1.2.6
Apa tujuan daya pikir
1.2.7
Apa tujuan kognitif di TK
1.3 TUJUAN
Dibuatnya tugas ini agar kita dapat
memahami apa itu intelegensi dan apa itu kecerdasan,kognitif dan daya pikir.
Kita harus mengetahui semua itu agar kita yang sedang belajar mengetahui nanti
ketika jika sudah menjadi seorang pendidik apa yang harus dilakukan jika ada
seorang anak yang memiliki sebuah IQ yang berbeda beda dan bagaimana cara kita
mengatasinya. Maka itu wajib bagi kita mempelajarinya, inilah mengapa kami
menulis tentang materi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Inteligenci ( IQ )
Intelilengensi bukanlah
suatu yang bersifat kebendaan,melainkan suatu fisik ilmiah untuk
mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Intelegensi adalah seperangkat mental yang memilki kapasitas untuk mendapatkan
dan menggunakan pengetahuan keterampilan memecahkan masalah dan bisa juga suatu
kemampuan untuk melakukan berbagai macam tugas,kemampuan untuk memahami dan
beradaptasi.
Menurut para ahli
inteligensi mempunyai arti yang beragam seperti berikut ini.
a.
C.P Chaplin ( 1975) mengartikan
inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap
situasi baru secara cepat dan efektif.
b.
Anita E. Woolfolk mengumukakan bahwa
menurut teori lama ,inteligensi itu mempunyai tiga pengertian :
1.
Kemampuan untuk belajar
2.
Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh
3.
Kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sehingga Woolfotk
mengartikan bahwa inteligensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan
dalam rangka memecahkan masalah dan bradaptasi dengan lingkungan.
c.
Binet menyatakan bahwa sifat hakiki
inteligensi itu ada tiga macam yaitu:
a.kecerdasan untuk
menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu.
b. kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut
c. kemampuan untuk
belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
d. Raymon Cattel mengklasifikasikan
inteligensi ke dalam dua kategori yaitu :
a. Fluid inteligensi
yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relative tidak dipengaruhi oleh
pengalaman belajar sebelumnya
b. crystallized inteligentsi yaitu
keterampilan-keterampilan atau kemampuan nalar
yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.
e. Seifer dan Hoffnung 1994 mengatakan bahwa
.intelengensi mengacu pada kemampuan umum untuk belajar dari pengalaman juga
mengacu pada kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
Sumber : H.Syamsu yusuf
2011buku psikologi perkembangan anak dan remaja,hl.106
f.
Myers menyatakan intelengensi adalah kapasitas untuk
perilaku yang diarahkan pada tujuan dan adaptif, melibatkan kemampuan untuk
mendapatkan keuntungan dari pengalaman, memecahkan masalah, alasan, dan
berhasil memenuhi tantangan dan mencapai tujuan (myers,199)
g. Lewis Madison Terman mengartikan definisi
itelengensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
h.
Cleart berasumsi bahwa intelegensi didefinisikan sebagai seluruh
repertoar keterampilan yang diperoleh, pengetahuan, set belajar dan
kecenderungan generalisasi dianggap intelektual di alam yang tersedia di setiap
periode satu dalam waktu.
i.
Edward Lee Thorndike 1874-1919 di tahun 1913 menjelaskan intelengensi sebagai
kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari panangan kebenaran atau fakta.
j. Walters dan Gardber 1986
menjelaskan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang
memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai eksistensi suatu
budaya tersebut.
k. Flynn 1987 menjelaskan kecerdsan sebagai kemampuan untuk berpikir
secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Sumber:
Desmita 2012/psikologi perkembangan
2.2 Penjelasan IQ
IQ
merupakan indicator kecerdsan yang terukur. Oleh sebab itu IQ dipandang
menunjukka keseluruhan kecerdasan seseorang.
Sekor
IQ jarang mengalami perubahan besar sepanjang hidup seseorang yang sebagian
besar diyakini diwariskan oleh orang tuanya yang menunjukka tingkat kemampuan
dasar tertentu adalah kemampuan spasial, kemampuan numerical dan kemampuan
linguistic.
Tes
IQ
Tes
IQ hanya mengukur 1 jenis kecerdsan saja yaitu kecerdasan rasional,logis dan
linear.
·
“ Flynn 1987 mengatakan bahwa Situasi pada saat testing IQ mungkin akan
berubah,perubahan ini menunjukkan 3 poin dalam skor IQ setiap tahunnya.
Setiap
generasi memilki atau mendapatkan skor lebih tinggi ketimbang orang tua dan
perbedaan yang terjadi 6-9 poin disebabkan oleh maju dan berkembangnya ilmu
prngetahuan dan teknologi. Elemen paling penting dari intelektual adalah
sesuatu yang disebut kemampuan berlevel tinggi yakni, pemikiran,pemecah masalah
dan pengambil keputusan.
Intelektual
bukan hanya kreasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,dan intelektual juga
adalah kepastian umum orang-orang untuk mempelajaro lingkungan.
·
Sternber 2004 mengatakan bahwa orang
yang memilki skor IQ tinggi memilki kesempatan yang lebih baik untuk mengubah
lingkungan,
·
Golmen Daniel mengatakan bahwa saat
emosi tidak sehat atau kurang matang emosinya maka tidak akan bisa menggunakan
IQ, berapapun tingginya skor IQ yang
dimiliki,tidak akan mampu dapat mengerjakan dengan bijak dan tepat dan IQ itu
relative stabil.
2.3
Faktor yang mempengaruhi intelegensi:
o
Faktor keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lainnya adalah pada anak yang
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya
bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap
berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
o
Faktor lingkungan
lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
o
Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)
Stabilitasi
IQ tergantung perkembangan organik otak.
o
Pengaruh faktor kematangan
Tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya.
o
Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan
ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan IQ.
o
Minat dan pembawaan yang khas
Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
o
Kebebasan
Kebebasan
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
2.4.1 Teori- Teori Inteligensi
a.
Teori “ two Factors “
Teori ini dikemukakan oleh Charles
Spearman (1904). Dia berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum
yang diberikan kode “g”( general factors) dan kemampuan khusus yang diberi kode
“ s ”(specific factor). Setiap individu memilki krdua kemampuan ini yang
keduanya menentukan penanpilan atau perilaku mentalnya.
b.
Teori “ primary Mental abilities”
Teori
ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa intelegensi
merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu
a. Kemampuan
berbahasa (verbal comprehension)
b. Kemampuan
nalar atau berpikir logis (reasoning)
c. Kemampuan
mengingat ( memory)
d. Kemampuan
tilikan ruang( spatial factor)
e.
Kemampuan bilangan (numeric ability)
f. Kemampuan
menggunakan kata-kata( word fluency)
g. Dan
kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat ( perceptual speed)
c.
Teori “ Multiple Inteligence”
Dikemukakan oleh J.P Guilford dan Howard
Gardner mengatakan bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar
atau “ Faces of intellect” yaitu sebagai berikut
1.
Operasi Mental ( proses berpikir)
a. Kognisi
adalah menyimpan informasi yang lama dan menenmukan informasi yang baru
b. Memory
retention adalah ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c. Memory
recording adalah ingatan yang segar
d. Divergent
production adalah berpikir memusat yang artinya hanya satu jawaban alternative
e. Evaluasi
adalah mengambil keputusan tentang apakag sesuatu itu baik,akurat atau memadai.
2.
Content (isi yang dipikirkan )
a. Visual
adalah bentuk konkret atau gambaran
b. Auditory
c. Word
meaning adalah semantic
d. Symbolic
adalah informasi dalam bentuk lambing,kata-kata angka dan non music
e. Behavioral
adalah interaksi non-verbal yang diperoleh melalui pengindraan,ekspresi muka
atau suara.
3.
Product (hasil belajar)
a. Unit
adalah item unggul informasi
b. Kelas
adalah kelompok item yang memilki sifat-sifat yang sama
c. Relasi
adalah keterkaitan antar informasi
d. System
adalah kompleksitas bagian yang saling berhubungan
e. Transformasi
adalah perubahan,modifikasi atau redefinisi informasi
f. Implikasi
adalah informasi yang merupakan saran dan informasi item lain
Aspek – Aspek Intelegensi Menurut Gardner
Intelegensi
|
Kemampuan inti
|
1.
Logical-mathematical
|
Kepekaan dan kemampuan untuk
mengamati pola-pola logis dan numeric serta kemampuan untuk berpikir rasional
|
2.
Linguistic
|
Kepekaan terhadap suara,ritme,makna
kata-kata dan keragaman fungsi-fungsi bahasa
|
3.
Musical
|
Kemampuan untuk menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme.
|
4.
Spatial
|
Kemampuan mempersepsikan dunia
ruang-visual secara akurat
|
5.
Bodily kinesthetic
|
Kemampuan untuk mengontrol gerakan
tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
|
6.
Interpersonal
|
Kemampuan untuk mengamati dan merespon
suasana hati
|
7.
Intrapersonal
|
Kemampuan ntuk memahami
perasaan,kekuatan dan kelemahan serta inteligensi diri sendiri.
|
d. Teori “ Triachic of Inteligence”
Dikemukakan oleh Robert Stenbreg
(1985,1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami
inteligensi. Stenberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagian
kemampuan mental”( proses berpikir,mengatasi pengalaman atau masalah baru dan
penyesuaian terhadap situasi yang dilihat)yang menunjukkan tingkah laku
inteligen.
Dengan kata lain bahwa inteligensi
itu adalah produk dari penerapam strategi berpikir,mengatasi masalah-masalah
baru secara kreatif dan cepat dan penyesuaian terhadap konteks dengan
menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
1. Proses Mental ( berpikir)
a. Meta component adalah perencanaan
aturan,seleksi strategi dan monitoring ( pemantauan)
b. Performance components adalah
melaksanakan strategi yang terseleksi. Melalyi komponen ini memungkinkan kita
untuk mempersepsi dan menyimpan informasi baru.
c. Klowledge- Acquisition component
adalah memperoleh pengetahuan baru seperti memisahkan informasi yang relevan
dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep baru.
2.
Coping
with new experience
Tingkah laku inteligensi dibentuk melalui dua karakteristik
yaitu:
a. Insight atau kemampuan untuk
menghadapi situasi baru secara efektif
b. Automaticity atau kemampuan untuk
berpikir dan memecahkan masalah masalah secara otomatis dan efesien.
Dengan demikian tingkah laku inteligensi itu melibatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah baru dan bersifat otomatis
adalah kecepatan dalam menemukan solusi-solusi baru dalam proses yang rutin dan
dapat dilakukan tanpa banyak menggunakan usaha kognisi.
3.
Adapting
to environment
Adalah kemampuan
untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.
Secara visual elemen-elemen teori Triachic Stenberg ini
dapat disimak
Elemen
|
Kemampuan
|
Contextual intelligence
|
Mampu untuk beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan dan mengubah dunia lingkungan untuk mengoptimalkan
peluang-peluang serta mampu memecahkan masalah
|
Experiential inteligence
|
Mampu merumuskan gagasan-gagasan
baru dan mengkombinasikan fakta-fakta yang tidak berhubungan serta mampu
mengatasi masalah baru secara otomatis
|
Componential inteligence
|
Mampu untuk berpikir
abstrak,memproses informasi dan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang akan
dipenuhi.
|
e. Teori intelegensi
Teori kontemporer tentang intelegensi berasal dari Robert
J.Sternberg(1988) yang mana isinya smerupakan perluasan dari pendekatan
psikometrik dan menghubungkannya dengan ide-ide terbaru dari riset terhadap
bagaimana pemikiran terjadi.
Menurut Thurstone,intelegensi umum yang dikemukakan oleh
spearman itu terdiri dari 7 kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas
serta dapat digali melalui tes intelegensi.
Intelegensi
|
Kemapuan
|
Verbal comprehension
|
Kemampuan memahami makna kata
|
Word fluency
|
Kemampuam memikirkan kata secara tepat
|
Number
|
Kemampuan bekerja dengan angka dan melakukan perhitungan
|
Space
|
Kemampuan memvisualisasi hubungan bentuk ruang
|
Memori
|
kemampuan mengingat stimulus verbal
|
Perceptual speed
|
Kemampuan menangkap rincian visual secara cepat serta
melihat persamaan dan perbedaan diantara objek yang tergambar
|
Reasoning
|
Kemampuan menemukan aturan umum berdasarkan contoh yang
disajikan,seperti menentukan bentuk keseluruhan rangkaian setelah disajikan
sebagian dari rangkaian tersebut
|
Sumber Oleh: Atkinson,higrad 1993
2.4.2
Penyebaran inteligensi
Berdasarkan hasil pengukuran atau
tes inteligensi terhadap sampel yang dapat dipandang mencerminkan populasinya
maka dikembangkan suatu system norma ukuran kecerdasan sebaran berikut:
IQ (inteligensi quontion)
|
Klasifikasi
|
140- keatas
|
Jenius
|
130-139
|
Sangat cerdas
|
120-129
|
Cerdas
|
110-119
|
Diatas normal
|
90-109
|
Normal
|
80-89
|
Dibawah normal
|
70-79
|
Bodoh
|
50-69
|
Terbelakang ( moron)
|
49 ke bawah
|
Terbelakang (idiot)
|
Ciri
yang berhubungan dengan tingkatan inteligensi serta pengaruhnya terhadap proses
belajar
a. Idiot
IQ adalah 0-29,idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling
rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja
dan biasanya tidak dapat mengurus diri sendiri seperti mandi berpakaian makan
dan ya g lainnya dia harus diurusi oleh orang lain. Rata-rata perkembangannya
sama dengan anak normal 2 tahun.
b. Imbecile
IQ adalah 30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot,ia
dapat belajar berbahasa dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang
teliti. Dapat diberikan latihan-ringan.kecerdasannya sama dengan anak normal
berumur 3 tahun samapai 7 tahun. Tidak dapat dididik di sekolah biasa.
c. Moron
atau debil adalah IQ 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar
membaca,menulis,dan membuat perhitungan sederhana dapat diberikan pekerjaan
rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan, mendapatkan
pendidikan di sekolah luar biasa.
d. Kelompok
bodoh adalah IQ 70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan
dibawah kelompok normal. Secara bersusah bayah dengan beberapa hambatan ia
mampu menyelesaikan sekolah pertama tetapi sukar untuk dapat menyelesaikan
kelas kelas terakhir di sekolah lanjut pertama.
e. Normal
rendah adalah IQ 80-89 kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang
tetapi pada tingkat terbawah mereka agak ambat dalam belajarnya. Mereka dapat
menyelesaikan tugas di sekolah pertama namun agak sulit untuk menyelesaikan
tugas pada jenjang sekolah menengah.
f. Normal
sedang adalah IQ 90-109 kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau
rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang populasinya terbesar dalam
presentasenya.
g. Normal
tinggi adalah IQ 110-119 kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal
tetapi berapa pada tingkat yang tinggi.
h. Cerdas
adalah IQ 120-129 kelompok ini merupakan kelompok yang sangat berhasil dalam
pekerjaan akademik disekolah.
i.
Sangat cerdas adalah IQ 130-139 anak
anak lebih cakap dalam membaca,mempunyai pengetahuan tentang bilangan sangat
baik,perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak.
Pada umumnya factor kesehatan,kekuatan dan ketangkasan lebih menonjol dari pada
anak normal
j.
Genius adalah IQ140 keatas, kelompok ini
kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umunya memilki kemampuan untuk
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru walaupun mereka tidak
bersekolah. Kelompok ini berada dalam semua ras dan bangsa.
Sumber
: Syamsu Yusuf 2011,psikologi perkembangan anak dan remaja. Pt Remaja karya
2.5
Pengertian Daya Pikir
Akal adalah suatu peralalatan rohaniah
manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta
mengananlisis sesuatu ang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan
tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal
bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang
berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan,
menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Namun, karena kemampuan
manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada
kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
Akal berasal dari bahasa arab aql yang secara bahasa berarti pengingat
dan pemahaman terhadap sesuatu.
Pengertian lain dari akal adalah daya fikir
(untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau
merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri
sendiri dalam hubungannya dengan
lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai
watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga
terhadap rasa ketidak pastian yang esensial hidup ini.
Akal juga bisa berarti jalan atau cara
melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi
negative sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan,
kelicikan.
Akal fikiran tidak hanya digunakan
untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan
beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang.
Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal
dan betapa pastinya kehidupan ini.
Freud membagi tiga wilayah pokok, antara lain:
1.
Id, yang mempersamakan id dengan insting atau
naluri
2.
Ego, yang merupakan akal fikiran
3.
Super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan
kaidah moral
Sesuai
kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada insting,
maka diberikan pada akal (ego) peran dan strategis dalam perencanaan bentuk
pemuasan terhadap insting (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tututan adat kebiasaan sosial dan
kepercayaan (super ego).
2.6 Pemahaman Daya pikir
Daya pikir disebut juga
sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang
anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang
mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung
oleh kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207)
menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari
dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk
semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan,
menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan
membayangkan kejadian dan mimpi.
Daya pikir perlu
dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan
sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997)
telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai
berikut:
2.7 Tujuan Pengembangan Daya Pikir
Tujuan pengembangan
daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang
diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu
mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang
diperolehnya
3. Mengembangkan
kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara
satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan
imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan
untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat
menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan
2.8 Fungsi Daya Pikir
1. mengenalkan
lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak
mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan
pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif
sesuai dengan kemampuan anak
4. mengenal konsep
bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan
kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar
seraya bermain”
6. melatih anak
berpikir logis
2.9 Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan
menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga
pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia
berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk
mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk
kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun,
beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi
kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental
dalam berpikir.
2.10
Teori Kecerdasan
·
Menurut Howard Gardner 1993 mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang
meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika kecerdasan musical,kecerdasan
visual spasial ,kecerdasan lingkustik,kecerdasan interpersonal dan kecerdasan
naturalis.
·
Menurut
Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya
dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang menganut konsep eugenic
yaitu berdasarkan faktor keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan
angka konstan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan
kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari
kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
·
Menurut
Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya,
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial.
Stephen R. Covey adalah pusat paling
mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan
bagi kecerdasan lainnya.
·
Zohar
dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dari pada yang lain.
Dr.
Howard Gardner kecerdasan dibagi menjadi 8 macam. Yang diantaranya nanti akan
kami bahas pada pembahasan berikutnya.
2.11
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Menurut Wechler ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kecerdasan:
•
Biologis
•
Lingkungan
•
Budaya
•
Bahasa
•
Masalah etika
Namun
apabila ditinjau ulang, berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Alferd Binet
faktor keturunan juga sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.
2.12
Alat Ukur kecerdasan
Pengukuran taraf kecerdasan Salah satu uji kecerdasan yang
diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran
kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan
(performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu
komputer.
Alat uji kecerdasan
yang biasa di pergunakan adalah :
•
Stanford-Binnet intelligence scale
•
Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
o
WB (untuk dewasa)
o
WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
o
WISC (untuk anak usia sekolah)
o
WPPSI (untuk anak pra sekolah)
•
TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
•
PM-60, PM Advance
2.13
Macam-macam Kecerdasan Menurut Ilmu Psikologi
Berbicara mengenai macam-macam kecerdasan dalam psikologi,
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang mana awalnya kecerdasan itu hanya diidentikan
dengan kecerdasan intelektual saja. Saat ini muncul ilmuan-ilmuan yang telah
mencetuskan beberapa kecerdasan, diantaranya adalah :
Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) adalah potensi
membumikan, menafsirkan dan mengejawantahkan pesan-pesan ketuhanan di dalam
kehidupan sehari-hari di permukaan bumi ini, dalam bentuk buah pemikiran,
sikap, prilaku dan tindakan yang positif. Dengan potensi itu seseorang akan
dapat dengan mudah beradabtasi, berinteraksi, berkomunikasi dan berintegrasi
dengan lingkungan kehidupannya.
Prophetic
Intelligence adalah suatu potensi yang berbasis kenabian, yang terdiri dari
lima kecerdasan (adversity intelligence, spiritual intelligence, emotional
intelligence, perceptual intelligence dan intellectual intelligence.
1.
Adversity
Intelligence
Kemampuan yang terpadu antara jiwa dan fisik (psikomotorik).
Dengan kecerdasan ini seseorang akan terhindar dari sikap berputus asa,
pengecut, mudah menyerah, tidak bisa menerima apa adanya, takut miskin, malas,
berburuk sangka.
2.
Kecerdasan
Intelektual
Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual
adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang
yang Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan dan
akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
3.
Kecerdasan
Emosional
Beberapa tokoh mengemukakan tentang teori kecerdasan
emosional antara lain, Mayer & Salovey dan Daniel Goleman. Salovey dan
Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai,
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah
semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”.
Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur
kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with
intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the
appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran
diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Daniel
Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan
sosial yang baik. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan
dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta
mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat
menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati.
4.
Kecerdasan
Spiritual
Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R.
Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena
dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual
mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas (Tuhan).
Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dari pada yang lain.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan
spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat
menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan
yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari
keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih
positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
5.
kecerdasan linguistic
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif.
Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti,
radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya
di bidang pemasaran dan politik.
6
.kecerdasan logis matematis
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka
dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang
digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan
eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman
komputer dan ahli matematika.
7
.kecerdasan spasial
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan
ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang
atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta
pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.
8. kecerdasan kinestetik-jasmani
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet,
penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit,
tukang kay, ahli bedah)
9.kecerdasan musikal
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah
lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati
musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva
dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.
10.
kecerdasan antar pribadi
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan
bekerja untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari
kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang
lain.
11. kecerdasan natural
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal
bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan
fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi,
penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.
2.14
Pengertian Kognitif
Kognitif
adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Menurut para psikologi
kognitif (cognitive psychology), otak Anda menjadi tempat mengandung sebuah
“pikiran” yang memungkinkan proses-proses mental Anda untuk mengingat,
mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif (Gluck et al,
2007 ; Sternberg, 2008). Sedangkan secara umum kognitif diartikan potensi
intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan
teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga
pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif.
Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan
materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan menilai.
2.15
Pengertian Kognitif menurut para ahli
Beberapa
ahli psikologi pendidikan mendefinisikan sebagai berikut:
·
Terman : Kognitif adalah kemampuan untuk
berpikir secara abstrak.
·
Colvin : Kognitif adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·
Henman : Kognitif adalah kemampuan
intelektual ditambah dengan pengetahuan.
·
Hunt : Kognitif adalah teknik untuk
memproses informasi yang disediakan oleh indra.
2.16
Teori Perkembangan Kognitif
Pakar
psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span
Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002,
mengatakan bahwa anak
dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Teori
perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek
seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,
orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa untuk
membentuk perkiraan tentang objek dan perististiwa itu.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Teori
Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses
mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan
kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia
mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan
bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang
bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek
seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama
kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan
selanjutnya.
2.17
Faktor yang Mempengaruhi Kognitif
Pengembangan
kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya,
ingatan, berpikir, pemahaman tentang symbol, penalaran, dan memecahkan masalah.
Pengembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan,
kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.
2.18
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak.
1.
Kematangan
Kematangan
perkembangan system saraf pusat, otak, koordinasi motoric, perubahan fisiologis
dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
2.
Pengalaman Fisik
Bila
seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan
memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak
mengembangkan aktivitas dan daya otak sehingga mereka akan mentransferkan ke
dalam bentuk suatu gagasan atau ide.
3.
Pengalaman Sosial
Ketika
anak melakukan interaksi social, maka mereka akan memperoleh pengalaman social.
Interaksi social bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang
lani, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang diberikan orang yang lebih
tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Pengalaman social juga
dibutuhkan oleh abak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti
kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dll.
4.
Keseimbangan
Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif
tertinggi, maka anak memerlukan keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat
mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam prosesnya, suatu
stimulus yng didapat anak dari lingkungan dapat mengganggusuatu keseimbangan,
tetapi dengan suatu respon anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui
kedua proses tersebut diatas: asimilasi dan akomodasi.
5.
Adaptasi
Anak
sebagai hasil adapatasi dengan lingkungan, akan secara progresif menunjukkan
interaksi dengan lingkungan secara rasional.
2.19
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Kognitif
a.
Asimilasi
Merupakan
istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru
kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan
proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan
informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.
b.
Akomodasi
Merupakan
istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada
sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan
akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui
akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami
perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.
Contoh:
si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan
kedua.
c. Ekuilibrasi
c. Ekuilibrasi
Yaitu istilah yang merujuk pada
kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi.
Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar
ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa
asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan
komplementer.
Contoh:
bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian
diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi
menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang
berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi
akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal
itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia
miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi
bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusreferensinya donk..
BalasHapus