Selasa, 11 Maret 2014

makalah



PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
INTELIGENSI,KECERDASAN,KOGNITIF DAN DAYA PIKIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Psikologi Perkembangan II
Dosen : Dra. Ita Rustiati Ridwan

Disusun oleh :
Eza Yuni Putri         (1305717)
Devi Mayangsari     (1305242 )
Siti Nursadiyah        (1307729)
Sela Susilawati        (1305567)


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji kami ucapkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahnya serta ilmunya sehingga kami diberikan kemudahan untuk menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Shalat serta salam selalu kami panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semoga salawat serta salam dapat sampai kepada Beliau hingga sampai kepada kami semua selaku umatnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada para penertib buka yang telah menyediakan materi-materi sebagai reperensi tugas kami ini.
 Dengan Ijin dari Allah pula kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terletak didalam pembuatan makalah ini,dengan kerendahan hati saya memohon saran dan kritiknya untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan bagi kami khususnya.

Penyusun

Serang, 10 Maret 2014






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..         i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….         ii
BAB I PENDAHULUAN                
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………….         iii
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………         iii
1.3  Tujuan ……………………………………………………………………………..        iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian inteligensi………………………………………………………………        1
2.2 Pengertia IQ………………………………………………………………………….     2         
2.3 Faktor-faktor IQ………………………………………………………………………   3
2.4.1 Teori inteligensi…………………………………………………………………….     5
2.4.2 Penyebaran Inteligensi……………………………………………………………..     10
2.5 Pengertian Daya pikir…………………………………………………………………   11
2.6 Pemahaman Daya Pikir……………………………………………………………….    13
2.7 Tujuan Daya pikir……………………………………………………………………..   13
2.8 Fungsi Daya pikir……………………………………………………………………..    14
2.9 Pengertian Kecerdasan………………………………………………………………..   14
2.10 Teori Kecerdasan…………………………………………………………………….   14
2.11 Faktor yang mempengaruhi kecerdasan………………………………………………  15
2.12 Alat ukur kecerdasan…………………………………………………………………  16
2.13 Macam-macam kecerdasan menurut psikolog……………………………………….   16
2.14 Pengertian Kognitif………………………………………………………………….   19
2.15 Pengertian Kognitif Menurut Para Ahli…………………………………………….     19
2.16 Teori Perkembangan Kognitif………………………………………………………     20
2.17 Faktor yang Mempengaruhi Kognitif……………………………………………….    21
2.18 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif……………………………….    21
2.19 Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Kogitif……………………………………  22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….  24       
3.2 Saran…………………………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Dalam pembahasan Psikologi Perkembangan 2 ini mengkaji masalah-masalah baru seperti yang akan kami bahas ini adalah tentang IQ,Kecerdasan,Kognitif dan Daya pikir.
Banyak yang berpendapat bahwa IQ dan kecerdasan adalah sama yang memilki arti yang tidak jauh sama-sama kemampuan dalam menangkap atau memecahkan suatu masalah.  Namun bisa dibedakan IQ adalah skor yang diperoleh tes intelegensi dari sana kita akan mengetahui berapa besar nilai yang didapat dari tes sehingga kita bisa mengetahui apakah kecerdasan baik atau tidak jika ia memiliki intelegensi yang tinggi maka berarti daya pikrnya  pun baik karena dengan intelegensi yang tinggi maka akan mampu dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan dengan daya pikir itu baik maka akan baik kecerdasannya sehingga kognifif yang dimilikinya juga baik. Dan factor yang mempengaruhi intelegensi adalah hereditas atau keturunan dan lingkungannya. Jika dari lahir ia sudah memiliki IQ yang tinggi dan dengan lingkungan yang baik maka akan terus beribang daya pikirnya,jika daya pikir itu sudah matang maka kecerdasannya akan bertambah dan mampu memiliki banyak kosa kata yang banyak .Sedangkan Kognitif adalah suatu pengetahuan yang diliki karena adanya proses belajar atau juga perilaku dalam bentuk berpikir,menganalisis,mengingat dan menciptakan dan sedangkan yang dimaksud dengan Daya pikir adalah kemampuan ia dalam memecahkan suatu permasalahnya baik itu kecil atau besar.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Intelegensi dan apa IQ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan kecerdasan,daya pikir dan kognitif?
1.2.3        Bagaimana Pendapat para ahli tentang arti dari intelegensi,kecerdsan,kognitif dan daya pikir?
1.2.4        Apakah IQ seseorang mempengaruhi cara belajar seseorang?
1.2.5        Apa jenis jenis kecerdasan
1.2.6        Apa tujuan daya pikir
1.2.7        Apa tujuan kognitif di TK

1.3  TUJUAN
Dibuatnya tugas ini agar kita dapat memahami apa itu intelegensi dan apa itu kecerdasan,kognitif dan daya pikir. Kita harus mengetahui semua itu agar kita yang sedang belajar mengetahui nanti ketika jika sudah menjadi seorang pendidik apa yang harus dilakukan jika ada seorang anak yang memiliki sebuah IQ yang berbeda beda dan bagaimana cara kita mengatasinya. Maka itu wajib bagi kita mempelajarinya, inilah mengapa kami menulis tentang materi ini.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inteligenci ( IQ )

Intelilengensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan,melainkan suatu fisik ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Intelegensi adalah seperangkat mental yang memilki kapasitas untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan keterampilan memecahkan masalah dan bisa juga suatu kemampuan untuk melakukan berbagai macam tugas,kemampuan untuk memahami dan beradaptasi.
Menurut para ahli inteligensi mempunyai arti yang beragam seperti berikut ini.

a.                C.P Chaplin ( 1975) mengartikan inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
b.               Anita E. Woolfolk mengumukakan bahwa menurut teori lama ,inteligensi itu mempunyai tiga pengertian :
1.               Kemampuan untuk belajar
2.               Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh
3.               Kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sehingga Woolfotk mengartikan bahwa inteligensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh  dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan bradaptasi dengan lingkungan.
c.                Binet menyatakan bahwa sifat hakiki inteligensi itu ada tiga macam yaitu:
a.kecerdasan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu.
b. kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut
c. kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
d. Raymon Cattel mengklasifikasikan inteligensi ke dalam dua kategori yaitu :
a. Fluid inteligensi yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relative tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya
b. crystallized inteligentsi yaitu keterampilan-keterampilan atau kemampuan nalar  yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.
e.  Seifer dan Hoffnung 1994 mengatakan bahwa .intelengensi mengacu pada kemampuan umum untuk belajar dari pengalaman juga mengacu pada kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
Sumber : H.Syamsu yusuf 2011buku psikologi perkembangan anak dan remaja,hl.106

f.  Myers menyatakan intelengensi adalah kapasitas untuk perilaku yang diarahkan pada tujuan dan adaptif, melibatkan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman, memecahkan masalah, alasan, dan berhasil memenuhi tantangan dan mencapai tujuan (myers,199)
g.  Lewis Madison Terman mengartikan definisi itelengensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
h.  Cleart berasumsi bahwa intelegensi didefinisikan sebagai seluruh repertoar keterampilan yang diperoleh, pengetahuan, set belajar dan kecenderungan generalisasi dianggap intelektual di alam yang tersedia di setiap periode satu dalam waktu.
i. Edward Lee Thorndike 1874-1919 di tahun 1913 menjelaskan intelengensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari panangan kebenaran atau fakta.
 j. Walters dan Gardber 1986 menjelaskan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai eksistensi suatu budaya tersebut.
k. Flynn 1987 menjelaskan kecerdsan sebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Sumber: Desmita 2012/psikologi perkembangan

2.2 Penjelasan IQ

IQ merupakan indicator kecerdsan yang terukur. Oleh sebab itu IQ dipandang menunjukka keseluruhan kecerdasan seseorang.
Sekor IQ jarang mengalami perubahan besar sepanjang hidup seseorang yang sebagian besar diyakini diwariskan oleh orang tuanya yang menunjukka tingkat kemampuan dasar tertentu adalah kemampuan spasial, kemampuan numerical dan kemampuan linguistic.
Tes IQ
Tes IQ hanya mengukur 1 jenis kecerdsan saja yaitu kecerdasan rasional,logis dan linear.
·      “ Flynn 1987 mengatakan bahwa  Situasi pada saat testing IQ mungkin akan berubah,perubahan ini menunjukkan 3 poin dalam skor IQ setiap tahunnya.
Setiap generasi memilki atau mendapatkan skor lebih tinggi ketimbang orang tua dan perbedaan yang terjadi 6-9 poin disebabkan oleh maju dan berkembangnya ilmu prngetahuan dan teknologi. Elemen paling penting dari intelektual adalah sesuatu yang disebut kemampuan berlevel tinggi yakni, pemikiran,pemecah masalah dan pengambil keputusan.
Intelektual bukan hanya kreasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,dan intelektual juga adalah kepastian umum orang-orang untuk mempelajaro lingkungan.
·                  Sternber 2004 mengatakan bahwa orang yang memilki skor IQ tinggi memilki kesempatan yang lebih baik untuk mengubah lingkungan,
·                  Golmen Daniel mengatakan bahwa saat emosi tidak sehat atau kurang matang emosinya maka tidak akan bisa menggunakan IQ,  berapapun tingginya skor IQ yang dimiliki,tidak akan mampu dapat mengerjakan dengan bijak dan tepat dan IQ itu relative stabil.
2.3 Faktor yang mempengaruhi intelegensi:
o      Faktor  keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
o       Faktor  lingkungan
lingkungan  sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
o       Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)
Stabilitasi IQ tergantung perkembangan organik otak.
o        Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
o      Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan IQ.
o         Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan  itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
o          Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

2.4.1 Teori-  Teori Inteligensi
a.                Teori “ two Factors “
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman (1904). Dia berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberikan kode “g”( general factors) dan kemampuan khusus yang diberi kode “ s ”(specific factor). Setiap individu memilki krdua kemampuan ini yang keduanya menentukan penanpilan atau perilaku mentalnya.

b.               Teori “ primary Mental abilities”
Teori ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu
a.       Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
b.      Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
c.       Kemampuan mengingat ( memory)
d.      Kemampuan tilikan ruang( spatial factor)
e.             Kemampuan bilangan (numeric ability)
f.       Kemampuan menggunakan kata-kata( word fluency)
g.      Dan kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat ( perceptual speed)

c.       Teori “ Multiple Inteligence”

Dikemukakan oleh J.P Guilford dan Howard Gardner mengatakan bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “ Faces of intellect” yaitu sebagai berikut

1.               Operasi Mental ( proses berpikir)
a.       Kognisi adalah menyimpan informasi yang lama dan menenmukan informasi yang baru
b.      Memory retention adalah ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c.       Memory recording adalah ingatan yang segar
d.      Divergent production adalah berpikir memusat yang artinya hanya satu jawaban alternative
e.       Evaluasi adalah mengambil keputusan tentang apakag sesuatu itu baik,akurat atau memadai.
2.            Content (isi yang dipikirkan )
a.       Visual adalah bentuk konkret atau gambaran
b.      Auditory
c.       Word meaning adalah semantic
d.      Symbolic adalah informasi dalam bentuk lambing,kata-kata angka dan non music
e.       Behavioral adalah interaksi non-verbal yang diperoleh melalui pengindraan,ekspresi muka atau suara.
3.                  Product (hasil belajar)
a.       Unit adalah item unggul informasi
b.      Kelas adalah kelompok item yang memilki sifat-sifat yang sama
c.       Relasi adalah keterkaitan antar informasi
d.      System adalah kompleksitas bagian yang saling berhubungan
e.       Transformasi adalah perubahan,modifikasi atau redefinisi informasi
f.       Implikasi adalah informasi yang merupakan saran dan informasi item lain


Aspek – Aspek  Intelegensi Menurut Gardner

Intelegensi
Kemampuan inti
1.      Logical-mathematical
Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numeric serta kemampuan untuk berpikir rasional
2.      Linguistic
Kepekaan terhadap suara,ritme,makna kata-kata dan keragaman fungsi-fungsi bahasa
3.      Musical
Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme.

4.      Spatial
Kemampuan mempersepsikan dunia ruang-visual secara akurat
5.      Bodily kinesthetic
Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
6.      Interpersonal
Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana hati
7.      Intrapersonal
Kemampuan ntuk memahami perasaan,kekuatan dan kelemahan serta inteligensi diri sendiri.

d.      Teori “  Triachic of Inteligence”
Dikemukakan oleh Robert Stenbreg (1985,1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami inteligensi. Stenberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagian kemampuan mental”( proses berpikir,mengatasi pengalaman atau masalah baru dan penyesuaian terhadap situasi yang dilihat)yang menunjukkan tingkah laku inteligen.
Dengan kata lain bahwa inteligensi itu adalah produk dari penerapam strategi berpikir,mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.

1.      Proses Mental ( berpikir)
a.       Meta component adalah perencanaan aturan,seleksi strategi dan monitoring ( pemantauan)
b.      Performance components adalah melaksanakan strategi yang terseleksi. Melalyi komponen ini memungkinkan kita untuk mempersepsi dan menyimpan informasi baru.
c.    Klowledge- Acquisition component adalah memperoleh pengetahuan baru seperti memisahkan informasi yang relevan dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep  baru.
2.                  Coping with new experience
Tingkah laku inteligensi dibentuk melalui dua karakteristik yaitu:
a.       Insight atau kemampuan untuk menghadapi situasi baru secara efektif
b.      Automaticity atau kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah masalah secara otomatis dan efesien.
Dengan demikian tingkah laku inteligensi itu melibatkan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah baru dan bersifat otomatis adalah kecepatan dalam menemukan solusi-solusi baru dalam proses yang rutin dan dapat dilakukan tanpa banyak menggunakan usaha kognisi.
3.                  Adapting to environment
Adalah kemampuan  untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.

Secara visual elemen-elemen teori Triachic Stenberg ini dapat disimak

Elemen
Kemampuan
Contextual intelligence
Mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mengubah dunia lingkungan untuk mengoptimalkan peluang-peluang serta mampu memecahkan masalah
Experiential inteligence
Mampu merumuskan gagasan-gagasan baru dan mengkombinasikan fakta-fakta yang tidak berhubungan serta mampu mengatasi masalah baru secara otomatis
Componential inteligence
Mampu untuk berpikir abstrak,memproses informasi dan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang akan dipenuhi.

e. Teori intelegensi
Teori kontemporer tentang intelegensi berasal dari Robert J.Sternberg(1988) yang mana isinya smerupakan perluasan dari pendekatan psikometrik dan menghubungkannya dengan ide-ide terbaru dari riset terhadap bagaimana pemikiran terjadi.
Menurut Thurstone,intelegensi umum yang dikemukakan oleh spearman itu terdiri dari 7 kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas serta dapat digali melalui tes intelegensi.
Intelegensi
Kemapuan
Verbal comprehension
Kemampuan memahami makna kata
Word fluency
Kemampuam memikirkan kata secara tepat
Number
Kemampuan bekerja dengan angka dan melakukan perhitungan
Space
Kemampuan memvisualisasi hubungan bentuk ruang
Memori
kemampuan mengingat stimulus verbal
Perceptual speed
Kemampuan menangkap rincian visual secara cepat serta melihat persamaan dan perbedaan diantara objek yang tergambar
Reasoning
Kemampuan menemukan aturan umum berdasarkan contoh yang disajikan,seperti menentukan bentuk keseluruhan rangkaian setelah disajikan sebagian dari rangkaian tersebut
Sumber Oleh: Atkinson,higrad 1993

2.4.2 Penyebaran inteligensi

Berdasarkan hasil pengukuran atau tes inteligensi terhadap sampel yang dapat dipandang mencerminkan populasinya maka dikembangkan suatu system norma ukuran kecerdasan sebaran berikut:
IQ (inteligensi quontion)
Klasifikasi
140- keatas
Jenius
130-139
Sangat cerdas
120-129
Cerdas
110-119
Diatas normal
90-109
Normal
80-89
Dibawah normal
70-79
Bodoh
50-69
Terbelakang ( moron)
49 ke bawah
Terbelakang (idiot)

Ciri yang berhubungan dengan tingkatan inteligensi serta pengaruhnya terhadap proses belajar
a.       Idiot IQ adalah 0-29,idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja dan biasanya tidak dapat mengurus diri sendiri seperti mandi berpakaian makan dan ya g lainnya dia harus diurusi oleh orang lain. Rata-rata perkembangannya sama dengan anak normal 2 tahun.
b.      Imbecile IQ adalah 30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot,ia dapat belajar berbahasa dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Dapat diberikan latihan-ringan.kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 tahun samapai 7 tahun. Tidak dapat dididik di sekolah biasa.
c.       Moron atau debil adalah IQ 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar membaca,menulis,dan membuat perhitungan sederhana dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan, mendapatkan pendidikan di sekolah luar biasa.
d.      Kelompok bodoh adalah IQ 70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal. Secara bersusah bayah dengan beberapa hambatan ia mampu menyelesaikan sekolah pertama tetapi sukar untuk dapat menyelesaikan kelas kelas terakhir di sekolah lanjut pertama.
e.       Normal rendah adalah IQ 80-89 kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tetapi pada tingkat terbawah mereka agak ambat dalam belajarnya. Mereka dapat menyelesaikan tugas di sekolah pertama namun agak sulit untuk menyelesaikan tugas pada jenjang sekolah menengah.
f.       Normal sedang adalah IQ 90-109 kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang populasinya terbesar dalam presentasenya.
g.      Normal tinggi adalah IQ 110-119 kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berapa pada tingkat yang tinggi.
h.      Cerdas adalah IQ 120-129 kelompok ini merupakan kelompok yang sangat berhasil dalam pekerjaan akademik disekolah.
i.        Sangat cerdas adalah IQ 130-139 anak anak lebih cakap dalam membaca,mempunyai pengetahuan tentang bilangan sangat baik,perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya factor kesehatan,kekuatan dan ketangkasan lebih menonjol dari pada anak normal
j.        Genius adalah IQ140 keatas, kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umunya memilki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru walaupun mereka tidak bersekolah. Kelompok ini berada dalam semua ras dan bangsa.

Sumber : Syamsu Yusuf 2011,psikologi perkembangan anak dan remaja. Pt Remaja karya
2.5 Pengertian Daya Pikir
          Akal adalah suatu peralalatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta mengananlisis sesuatu ang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi  untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
          Akal berasal dari bahasa arab aql yang secara bahasa berarti pengingat dan pemahaman terhadap sesuatu.
 Pengertian lain dari akal adalah daya fikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya  dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidak pastian yang esensial hidup ini.
          Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi negative sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.
          Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa pastinya kehidupan ini.
 Freud membagi tiga wilayah pokok, antara lain:
1.  Id, yang mempersamakan id dengan insting atau naluri
2.  Ego, yang merupakan akal fikiran
3.  Super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan kaidah moral
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada insting, maka diberikan pada akal (ego) peran dan strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap insting (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tututan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).
2.6 Pemahaman  Daya pikir
Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.
Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya.
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai berikut:
2.7  Tujuan Pengembangan Daya Pikir
Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya
3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan
2.8 Fungsi Daya Pikir
1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak
4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”
6. melatih anak berpikir logis

2.9  Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir.

2.10 Teori Kecerdasan

·                  Menurut Howard Gardner 1993  mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika kecerdasan musical,kecerdasan visual spasial ,kecerdasan lingkustik,kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalis.
·                  Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang menganut konsep eugenic yaitu berdasarkan faktor keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
·                  Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya, melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya.
·                  Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.
Dr. Howard Gardner kecerdasan dibagi menjadi 8 macam. Yang diantaranya nanti akan kami bahas pada pembahasan berikutnya.

2.11 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Menurut Wechler ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan:
• Biologis
• Lingkungan
• Budaya
• Bahasa
• Masalah etika
Namun apabila ditinjau ulang, berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Alferd Binet faktor keturunan juga sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

2.12 Alat Ukur kecerdasan
Pengukuran taraf kecerdasan Salah satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu komputer.
 Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :
• Stanford-Binnet intelligence scale
• Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
o WB (untuk dewasa)
o WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
o WISC (untuk anak usia sekolah)
o WPPSI (untuk anak pra sekolah)
• TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
• PM-60, PM Advance

2.13 Macam-macam Kecerdasan Menurut Ilmu Psikologi

Berbicara mengenai macam-macam kecerdasan dalam psikologi, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang mana awalnya kecerdasan itu hanya diidentikan dengan kecerdasan intelektual saja. Saat ini muncul ilmuan-ilmuan yang telah mencetuskan beberapa kecerdasan, diantaranya adalah :
Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) adalah potensi membumikan, menafsirkan dan mengejawantahkan pesan-pesan ketuhanan di dalam kehidupan sehari-hari di permukaan bumi ini, dalam bentuk buah pemikiran, sikap, prilaku dan tindakan yang positif. Dengan potensi itu seseorang akan dapat dengan mudah beradabtasi, berinteraksi, berkomunikasi dan berintegrasi dengan lingkungan kehidupannya.
Prophetic Intelligence adalah suatu potensi yang berbasis kenabian, yang terdiri dari lima kecerdasan (adversity intelligence, spiritual intelligence, emotional intelligence, perceptual intelligence dan intellectual intelligence.

1.      Adversity Intelligence

Kemampuan yang terpadu antara jiwa dan fisik (psikomotorik). Dengan kecerdasan ini seseorang akan terhindar dari sikap berputus asa, pengecut, mudah menyerah, tidak bisa menerima apa adanya, takut miskin, malas, berburuk sangka.
2.      Kecerdasan Intelektual
Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
3.      Kecerdasan Emosional
Beberapa tokoh mengemukakan tentang teori kecerdasan emosional antara lain, Mayer & Salovey dan Daniel Goleman. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”. Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Daniel Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
4.      Kecerdasan Spiritual
Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas (Tuhan).
Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
5. kecerdasan linguistic
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.
6 .kecerdasan logis matematis
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli matematika.
7 .kecerdasan spasial
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.
8. kecerdasan kinestetik-jasmani
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay, ahli bedah)
9.kecerdasan musikal
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.
10. kecerdasan antar pribadi
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.
11. kecerdasan natural
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

2.14 Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Menurut para psikologi kognitif (cognitive psychology), otak Anda menjadi tempat mengandung sebuah “pikiran” yang memungkinkan proses-proses mental Anda untuk mengingat, mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif (Gluck et al, 2007 ; Sternberg, 2008). Sedangkan secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan menilai.
2.15 Pengertian Kognitif menurut para ahli
Beberapa ahli psikologi pendidikan mendefinisikan sebagai berikut:
·                  Terman : Kognitif adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
·                  Colvin : Kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·                  Henman : Kognitif adalah kemampuan intelektual ditambah dengan pengetahuan.
·               Hunt : Kognitif adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra.

2.16 Teori Perkembangan Kognitif
            Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa untuk membentuk perkiraan tentang objek dan perististiwa      itu.
            Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
            Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya.
2.17 Faktor yang Mempengaruhi Kognitif
Pengembangan kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berpikir, pemahaman tentang symbol, penalaran, dan memecahkan masalah. Pengembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.
2.18 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak.
1.               Kematangan
Kematangan perkembangan system saraf pusat, otak, koordinasi motoric, perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
2.               Pengalaman Fisik
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak mengembangkan aktivitas dan daya otak sehingga mereka akan mentransferkan ke dalam bentuk suatu gagasan atau ide.
3.               Pengalaman Sosial
Ketika anak melakukan interaksi social, maka mereka akan memperoleh pengalaman social. Interaksi social bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang lani, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Pengalaman social juga dibutuhkan oleh abak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dll.
4.               Keseimbangan
Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif tertinggi, maka anak memerlukan keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam prosesnya, suatu stimulus yng didapat anak dari lingkungan dapat mengganggusuatu keseimbangan, tetapi dengan suatu respon anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui kedua proses tersebut diatas: asimilasi dan akomodasi.
5.               Adaptasi
Anak sebagai hasil adapatasi dengan lingkungan, akan secara progresif menunjukkan interaksi dengan lingkungan secara rasional.
2.19 Faktor-Faktor  yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif
a. Asimilasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.
b. Akomodasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.
Contoh: si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan kedua.
c. Ekuilibrasi
Yaitu istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.
Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.








PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
INTELIGENSI,KECERDASAN,KOGNITIF DAN DAYA PIKIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Psikologi Perkembangan II
Dosen : Dra. Ita Rustiati Ridwan

Disusun oleh :
Eza Yuni Putri         (1305717)
Devi Mayangsari     (1305242 )
Siti Nursadiyah        (1307729)
Sela Susilawati        (1305567)


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji kami ucapkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahnya serta ilmunya sehingga kami diberikan kemudahan untuk menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Shalat serta salam selalu kami panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semoga salawat serta salam dapat sampai kepada Beliau hingga sampai kepada kami semua selaku umatnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada para penertib buka yang telah menyediakan materi-materi sebagai reperensi tugas kami ini.
 Dengan Ijin dari Allah pula kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terletak didalam pembuatan makalah ini,dengan kerendahan hati saya memohon saran dan kritiknya untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan bagi kami khususnya.

Penyusun

Serang, 10 Maret 2014






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..         i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….         ii
BAB I PENDAHULUAN                
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………….         iii
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………         iii
1.3  Tujuan ……………………………………………………………………………..        iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian inteligensi………………………………………………………………        1
2.2 Pengertia IQ………………………………………………………………………….     2         
2.3 Faktor-faktor IQ………………………………………………………………………   3
2.4.1 Teori inteligensi…………………………………………………………………….     5
2.4.2 Penyebaran Inteligensi……………………………………………………………..     10
2.5 Pengertian Daya pikir…………………………………………………………………   11
2.6 Pemahaman Daya Pikir……………………………………………………………….    13
2.7 Tujuan Daya pikir……………………………………………………………………..   13
2.8 Fungsi Daya pikir……………………………………………………………………..    14
2.9 Pengertian Kecerdasan………………………………………………………………..   14
2.10 Teori Kecerdasan…………………………………………………………………….   14
2.11 Faktor yang mempengaruhi kecerdasan………………………………………………  15
2.12 Alat ukur kecerdasan…………………………………………………………………  16
2.13 Macam-macam kecerdasan menurut psikolog……………………………………….   16
2.14 Pengertian Kognitif………………………………………………………………….   19
2.15 Pengertian Kognitif Menurut Para Ahli…………………………………………….     19
2.16 Teori Perkembangan Kognitif………………………………………………………     20
2.17 Faktor yang Mempengaruhi Kognitif……………………………………………….    21
2.18 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif……………………………….    21
2.19 Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Kogitif……………………………………  22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….  24       
3.2 Saran…………………………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Dalam pembahasan Psikologi Perkembangan 2 ini mengkaji masalah-masalah baru seperti yang akan kami bahas ini adalah tentang IQ,Kecerdasan,Kognitif dan Daya pikir.
Banyak yang berpendapat bahwa IQ dan kecerdasan adalah sama yang memilki arti yang tidak jauh sama-sama kemampuan dalam menangkap atau memecahkan suatu masalah.  Namun bisa dibedakan IQ adalah skor yang diperoleh tes intelegensi dari sana kita akan mengetahui berapa besar nilai yang didapat dari tes sehingga kita bisa mengetahui apakah kecerdasan baik atau tidak jika ia memiliki intelegensi yang tinggi maka berarti daya pikrnya  pun baik karena dengan intelegensi yang tinggi maka akan mampu dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan dengan daya pikir itu baik maka akan baik kecerdasannya sehingga kognifif yang dimilikinya juga baik. Dan factor yang mempengaruhi intelegensi adalah hereditas atau keturunan dan lingkungannya. Jika dari lahir ia sudah memiliki IQ yang tinggi dan dengan lingkungan yang baik maka akan terus beribang daya pikirnya,jika daya pikir itu sudah matang maka kecerdasannya akan bertambah dan mampu memiliki banyak kosa kata yang banyak .Sedangkan Kognitif adalah suatu pengetahuan yang diliki karena adanya proses belajar atau juga perilaku dalam bentuk berpikir,menganalisis,mengingat dan menciptakan dan sedangkan yang dimaksud dengan Daya pikir adalah kemampuan ia dalam memecahkan suatu permasalahnya baik itu kecil atau besar.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Intelegensi dan apa IQ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan kecerdasan,daya pikir dan kognitif?
1.2.3        Bagaimana Pendapat para ahli tentang arti dari intelegensi,kecerdsan,kognitif dan daya pikir?
1.2.4        Apakah IQ seseorang mempengaruhi cara belajar seseorang?
1.2.5        Apa jenis jenis kecerdasan
1.2.6        Apa tujuan daya pikir
1.2.7        Apa tujuan kognitif di TK

1.3  TUJUAN
Dibuatnya tugas ini agar kita dapat memahami apa itu intelegensi dan apa itu kecerdasan,kognitif dan daya pikir. Kita harus mengetahui semua itu agar kita yang sedang belajar mengetahui nanti ketika jika sudah menjadi seorang pendidik apa yang harus dilakukan jika ada seorang anak yang memiliki sebuah IQ yang berbeda beda dan bagaimana cara kita mengatasinya. Maka itu wajib bagi kita mempelajarinya, inilah mengapa kami menulis tentang materi ini.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inteligenci ( IQ )

Intelilengensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan,melainkan suatu fisik ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Intelegensi adalah seperangkat mental yang memilki kapasitas untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan keterampilan memecahkan masalah dan bisa juga suatu kemampuan untuk melakukan berbagai macam tugas,kemampuan untuk memahami dan beradaptasi.
Menurut para ahli inteligensi mempunyai arti yang beragam seperti berikut ini.

a.                C.P Chaplin ( 1975) mengartikan inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
b.               Anita E. Woolfolk mengumukakan bahwa menurut teori lama ,inteligensi itu mempunyai tiga pengertian :
1.               Kemampuan untuk belajar
2.               Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh
3.               Kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sehingga Woolfotk mengartikan bahwa inteligensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh  dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan bradaptasi dengan lingkungan.
c.                Binet menyatakan bahwa sifat hakiki inteligensi itu ada tiga macam yaitu:
a.kecerdasan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu.
b. kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut
c. kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.
d. Raymon Cattel mengklasifikasikan inteligensi ke dalam dua kategori yaitu :
a. Fluid inteligensi yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relative tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya
b. crystallized inteligentsi yaitu keterampilan-keterampilan atau kemampuan nalar  yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.
e.  Seifer dan Hoffnung 1994 mengatakan bahwa .intelengensi mengacu pada kemampuan umum untuk belajar dari pengalaman juga mengacu pada kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
Sumber : H.Syamsu yusuf 2011buku psikologi perkembangan anak dan remaja,hl.106

f.  Myers menyatakan intelengensi adalah kapasitas untuk perilaku yang diarahkan pada tujuan dan adaptif, melibatkan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman, memecahkan masalah, alasan, dan berhasil memenuhi tantangan dan mencapai tujuan (myers,199)
g.  Lewis Madison Terman mengartikan definisi itelengensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
h.  Cleart berasumsi bahwa intelegensi didefinisikan sebagai seluruh repertoar keterampilan yang diperoleh, pengetahuan, set belajar dan kecenderungan generalisasi dianggap intelektual di alam yang tersedia di setiap periode satu dalam waktu.
i. Edward Lee Thorndike 1874-1919 di tahun 1913 menjelaskan intelengensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari panangan kebenaran atau fakta.
 j. Walters dan Gardber 1986 menjelaskan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai eksistensi suatu budaya tersebut.
k. Flynn 1987 menjelaskan kecerdsan sebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Sumber: Desmita 2012/psikologi perkembangan

2.2 Penjelasan IQ

IQ merupakan indicator kecerdsan yang terukur. Oleh sebab itu IQ dipandang menunjukka keseluruhan kecerdasan seseorang.
Sekor IQ jarang mengalami perubahan besar sepanjang hidup seseorang yang sebagian besar diyakini diwariskan oleh orang tuanya yang menunjukka tingkat kemampuan dasar tertentu adalah kemampuan spasial, kemampuan numerical dan kemampuan linguistic.
Tes IQ
Tes IQ hanya mengukur 1 jenis kecerdsan saja yaitu kecerdasan rasional,logis dan linear.
·      “ Flynn 1987 mengatakan bahwa  Situasi pada saat testing IQ mungkin akan berubah,perubahan ini menunjukkan 3 poin dalam skor IQ setiap tahunnya.
Setiap generasi memilki atau mendapatkan skor lebih tinggi ketimbang orang tua dan perbedaan yang terjadi 6-9 poin disebabkan oleh maju dan berkembangnya ilmu prngetahuan dan teknologi. Elemen paling penting dari intelektual adalah sesuatu yang disebut kemampuan berlevel tinggi yakni, pemikiran,pemecah masalah dan pengambil keputusan.
Intelektual bukan hanya kreasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,dan intelektual juga adalah kepastian umum orang-orang untuk mempelajaro lingkungan.
·                  Sternber 2004 mengatakan bahwa orang yang memilki skor IQ tinggi memilki kesempatan yang lebih baik untuk mengubah lingkungan,
·                  Golmen Daniel mengatakan bahwa saat emosi tidak sehat atau kurang matang emosinya maka tidak akan bisa menggunakan IQ,  berapapun tingginya skor IQ yang dimiliki,tidak akan mampu dapat mengerjakan dengan bijak dan tepat dan IQ itu relative stabil.
2.3 Faktor yang mempengaruhi intelegensi:
o      Faktor  keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
o       Faktor  lingkungan
lingkungan  sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
o       Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)
Stabilitasi IQ tergantung perkembangan organik otak.
o        Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
o      Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan IQ.
o         Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan  itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
o          Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

2.4.1 Teori-  Teori Inteligensi
a.                Teori “ two Factors “
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman (1904). Dia berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberikan kode “g”( general factors) dan kemampuan khusus yang diberi kode “ s ”(specific factor). Setiap individu memilki krdua kemampuan ini yang keduanya menentukan penanpilan atau perilaku mentalnya.

b.               Teori “ primary Mental abilities”
Teori ini dikemukakan oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu
a.       Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
b.      Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
c.       Kemampuan mengingat ( memory)
d.      Kemampuan tilikan ruang( spatial factor)
e.             Kemampuan bilangan (numeric ability)
f.       Kemampuan menggunakan kata-kata( word fluency)
g.      Dan kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat ( perceptual speed)

c.       Teori “ Multiple Inteligence”

Dikemukakan oleh J.P Guilford dan Howard Gardner mengatakan bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “ Faces of intellect” yaitu sebagai berikut

1.               Operasi Mental ( proses berpikir)
a.       Kognisi adalah menyimpan informasi yang lama dan menenmukan informasi yang baru
b.      Memory retention adalah ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c.       Memory recording adalah ingatan yang segar
d.      Divergent production adalah berpikir memusat yang artinya hanya satu jawaban alternative
e.       Evaluasi adalah mengambil keputusan tentang apakag sesuatu itu baik,akurat atau memadai.
2.            Content (isi yang dipikirkan )
a.       Visual adalah bentuk konkret atau gambaran
b.      Auditory
c.       Word meaning adalah semantic
d.      Symbolic adalah informasi dalam bentuk lambing,kata-kata angka dan non music
e.       Behavioral adalah interaksi non-verbal yang diperoleh melalui pengindraan,ekspresi muka atau suara.
3.                  Product (hasil belajar)
a.       Unit adalah item unggul informasi
b.      Kelas adalah kelompok item yang memilki sifat-sifat yang sama
c.       Relasi adalah keterkaitan antar informasi
d.      System adalah kompleksitas bagian yang saling berhubungan
e.       Transformasi adalah perubahan,modifikasi atau redefinisi informasi
f.       Implikasi adalah informasi yang merupakan saran dan informasi item lain


Aspek – Aspek  Intelegensi Menurut Gardner

Intelegensi
Kemampuan inti
1.      Logical-mathematical
Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numeric serta kemampuan untuk berpikir rasional
2.      Linguistic
Kepekaan terhadap suara,ritme,makna kata-kata dan keragaman fungsi-fungsi bahasa
3.      Musical
Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme.

4.      Spatial
Kemampuan mempersepsikan dunia ruang-visual secara akurat
5.      Bodily kinesthetic
Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
6.      Interpersonal
Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana hati
7.      Intrapersonal
Kemampuan ntuk memahami perasaan,kekuatan dan kelemahan serta inteligensi diri sendiri.

d.      Teori “  Triachic of Inteligence”
Dikemukakan oleh Robert Stenbreg (1985,1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami inteligensi. Stenberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagian kemampuan mental”( proses berpikir,mengatasi pengalaman atau masalah baru dan penyesuaian terhadap situasi yang dilihat)yang menunjukkan tingkah laku inteligen.
Dengan kata lain bahwa inteligensi itu adalah produk dari penerapam strategi berpikir,mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.

1.      Proses Mental ( berpikir)
a.       Meta component adalah perencanaan aturan,seleksi strategi dan monitoring ( pemantauan)
b.      Performance components adalah melaksanakan strategi yang terseleksi. Melalyi komponen ini memungkinkan kita untuk mempersepsi dan menyimpan informasi baru.
c.    Klowledge- Acquisition component adalah memperoleh pengetahuan baru seperti memisahkan informasi yang relevan dengan yang tidak relevan dalam rangka memahami konsep-konsep  baru.
2.                  Coping with new experience
Tingkah laku inteligensi dibentuk melalui dua karakteristik yaitu:
a.       Insight atau kemampuan untuk menghadapi situasi baru secara efektif
b.      Automaticity atau kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah masalah secara otomatis dan efesien.
Dengan demikian tingkah laku inteligensi itu melibatkan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah baru dan bersifat otomatis adalah kecepatan dalam menemukan solusi-solusi baru dalam proses yang rutin dan dapat dilakukan tanpa banyak menggunakan usaha kognisi.
3.                  Adapting to environment
Adalah kemampuan  untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.

Secara visual elemen-elemen teori Triachic Stenberg ini dapat disimak

Elemen
Kemampuan
Contextual intelligence
Mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mengubah dunia lingkungan untuk mengoptimalkan peluang-peluang serta mampu memecahkan masalah
Experiential inteligence
Mampu merumuskan gagasan-gagasan baru dan mengkombinasikan fakta-fakta yang tidak berhubungan serta mampu mengatasi masalah baru secara otomatis
Componential inteligence
Mampu untuk berpikir abstrak,memproses informasi dan menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang akan dipenuhi.

e. Teori intelegensi
Teori kontemporer tentang intelegensi berasal dari Robert J.Sternberg(1988) yang mana isinya smerupakan perluasan dari pendekatan psikometrik dan menghubungkannya dengan ide-ide terbaru dari riset terhadap bagaimana pemikiran terjadi.
Menurut Thurstone,intelegensi umum yang dikemukakan oleh spearman itu terdiri dari 7 kemampuan primer yang dapat dibedakan dengan jelas serta dapat digali melalui tes intelegensi.
Intelegensi
Kemapuan
Verbal comprehension
Kemampuan memahami makna kata
Word fluency
Kemampuam memikirkan kata secara tepat
Number
Kemampuan bekerja dengan angka dan melakukan perhitungan
Space
Kemampuan memvisualisasi hubungan bentuk ruang
Memori
kemampuan mengingat stimulus verbal
Perceptual speed
Kemampuan menangkap rincian visual secara cepat serta melihat persamaan dan perbedaan diantara objek yang tergambar
Reasoning
Kemampuan menemukan aturan umum berdasarkan contoh yang disajikan,seperti menentukan bentuk keseluruhan rangkaian setelah disajikan sebagian dari rangkaian tersebut
Sumber Oleh: Atkinson,higrad 1993

2.4.2 Penyebaran inteligensi

Berdasarkan hasil pengukuran atau tes inteligensi terhadap sampel yang dapat dipandang mencerminkan populasinya maka dikembangkan suatu system norma ukuran kecerdasan sebaran berikut:
IQ (inteligensi quontion)
Klasifikasi
140- keatas
Jenius
130-139
Sangat cerdas
120-129
Cerdas
110-119
Diatas normal
90-109
Normal
80-89
Dibawah normal
70-79
Bodoh
50-69
Terbelakang ( moron)
49 ke bawah
Terbelakang (idiot)

Ciri yang berhubungan dengan tingkatan inteligensi serta pengaruhnya terhadap proses belajar
a.       Idiot IQ adalah 0-29,idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja dan biasanya tidak dapat mengurus diri sendiri seperti mandi berpakaian makan dan ya g lainnya dia harus diurusi oleh orang lain. Rata-rata perkembangannya sama dengan anak normal 2 tahun.
b.      Imbecile IQ adalah 30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot,ia dapat belajar berbahasa dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Dapat diberikan latihan-ringan.kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 tahun samapai 7 tahun. Tidak dapat dididik di sekolah biasa.
c.       Moron atau debil adalah IQ 50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajar membaca,menulis,dan membuat perhitungan sederhana dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan, mendapatkan pendidikan di sekolah luar biasa.
d.      Kelompok bodoh adalah IQ 70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal. Secara bersusah bayah dengan beberapa hambatan ia mampu menyelesaikan sekolah pertama tetapi sukar untuk dapat menyelesaikan kelas kelas terakhir di sekolah lanjut pertama.
e.       Normal rendah adalah IQ 80-89 kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tetapi pada tingkat terbawah mereka agak ambat dalam belajarnya. Mereka dapat menyelesaikan tugas di sekolah pertama namun agak sulit untuk menyelesaikan tugas pada jenjang sekolah menengah.
f.       Normal sedang adalah IQ 90-109 kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang populasinya terbesar dalam presentasenya.
g.      Normal tinggi adalah IQ 110-119 kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berapa pada tingkat yang tinggi.
h.      Cerdas adalah IQ 120-129 kelompok ini merupakan kelompok yang sangat berhasil dalam pekerjaan akademik disekolah.
i.        Sangat cerdas adalah IQ 130-139 anak anak lebih cakap dalam membaca,mempunyai pengetahuan tentang bilangan sangat baik,perbendaharaan kata yang luas dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya factor kesehatan,kekuatan dan ketangkasan lebih menonjol dari pada anak normal
j.        Genius adalah IQ140 keatas, kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umunya memilki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang baru walaupun mereka tidak bersekolah. Kelompok ini berada dalam semua ras dan bangsa.

Sumber : Syamsu Yusuf 2011,psikologi perkembangan anak dan remaja. Pt Remaja karya
2.5 Pengertian Daya Pikir
          Akal adalah suatu peralalatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta mengananlisis sesuatu ang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi  untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah. Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama.
          Akal berasal dari bahasa arab aql yang secara bahasa berarti pengingat dan pemahaman terhadap sesuatu.
 Pengertian lain dari akal adalah daya fikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya  dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidak pastian yang esensial hidup ini.
          Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi negative sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.
          Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa pastinya kehidupan ini.
 Freud membagi tiga wilayah pokok, antara lain:
1.  Id, yang mempersamakan id dengan insting atau naluri
2.  Ego, yang merupakan akal fikiran
3.  Super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan kaidah moral
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada insting, maka diberikan pada akal (ego) peran dan strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap insting (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tututan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).
2.6 Pemahaman  Daya pikir
Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.
Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya.
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai berikut:
2.7  Tujuan Pengembangan Daya Pikir
Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu
2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya
3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan
4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan
5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif
6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan
2.8 Fungsi Daya Pikir
1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya
2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak
4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”
6. melatih anak berpikir logis

2.9  Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir.

2.10 Teori Kecerdasan

·                  Menurut Howard Gardner 1993  mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika kecerdasan musical,kecerdasan visual spasial ,kecerdasan lingkustik,kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalis.
·                  Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang menganut konsep eugenic yaitu berdasarkan faktor keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”
·                  Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya, melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya.
·                  Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.
Dr. Howard Gardner kecerdasan dibagi menjadi 8 macam. Yang diantaranya nanti akan kami bahas pada pembahasan berikutnya.

2.11 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Menurut Wechler ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan:
• Biologis
• Lingkungan
• Budaya
• Bahasa
• Masalah etika
Namun apabila ditinjau ulang, berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Alferd Binet faktor keturunan juga sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

2.12 Alat Ukur kecerdasan
Pengukuran taraf kecerdasan Salah satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu komputer.
 Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :
• Stanford-Binnet intelligence scale
• Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
o WB (untuk dewasa)
o WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
o WISC (untuk anak usia sekolah)
o WPPSI (untuk anak pra sekolah)
• TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
• PM-60, PM Advance

2.13 Macam-macam Kecerdasan Menurut Ilmu Psikologi

Berbicara mengenai macam-macam kecerdasan dalam psikologi, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang mana awalnya kecerdasan itu hanya diidentikan dengan kecerdasan intelektual saja. Saat ini muncul ilmuan-ilmuan yang telah mencetuskan beberapa kecerdasan, diantaranya adalah :
Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) adalah potensi membumikan, menafsirkan dan mengejawantahkan pesan-pesan ketuhanan di dalam kehidupan sehari-hari di permukaan bumi ini, dalam bentuk buah pemikiran, sikap, prilaku dan tindakan yang positif. Dengan potensi itu seseorang akan dapat dengan mudah beradabtasi, berinteraksi, berkomunikasi dan berintegrasi dengan lingkungan kehidupannya.
Prophetic Intelligence adalah suatu potensi yang berbasis kenabian, yang terdiri dari lima kecerdasan (adversity intelligence, spiritual intelligence, emotional intelligence, perceptual intelligence dan intellectual intelligence.

1.      Adversity Intelligence

Kemampuan yang terpadu antara jiwa dan fisik (psikomotorik). Dengan kecerdasan ini seseorang akan terhindar dari sikap berputus asa, pengecut, mudah menyerah, tidak bisa menerima apa adanya, takut miskin, malas, berburuk sangka.
2.      Kecerdasan Intelektual
Menurut Alfred Binet (1857-1911) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang yang Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan dan akhirnya cenderung dapat dinilai dengan angka konstan.
3.      Kecerdasan Emosional
Beberapa tokoh mengemukakan tentang teori kecerdasan emosional antara lain, Mayer & Salovey dan Daniel Goleman. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”. Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Daniel Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
4.      Kecerdasan Spiritual
Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas (Tuhan).
Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
5. kecerdasan linguistic
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.
6 .kecerdasan logis matematis
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli matematika.
7 .kecerdasan spasial
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.
8. kecerdasan kinestetik-jasmani
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay, ahli bedah)
9.kecerdasan musikal
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.
10. kecerdasan antar pribadi
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.
11. kecerdasan natural
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

2.14 Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Menurut para psikologi kognitif (cognitive psychology), otak Anda menjadi tempat mengandung sebuah “pikiran” yang memungkinkan proses-proses mental Anda untuk mengingat, mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif (Gluck et al, 2007 ; Sternberg, 2008). Sedangkan secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan menilai.
2.15 Pengertian Kognitif menurut para ahli
Beberapa ahli psikologi pendidikan mendefinisikan sebagai berikut:
·                  Terman : Kognitif adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
·                  Colvin : Kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·                  Henman : Kognitif adalah kemampuan intelektual ditambah dengan pengetahuan.
·               Hunt : Kognitif adalah teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra.

2.16 Teori Perkembangan Kognitif
            Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa untuk membentuk perkiraan tentang objek dan perististiwa      itu.
            Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
            Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya.
2.17 Faktor yang Mempengaruhi Kognitif
Pengembangan kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berpikir, pemahaman tentang symbol, penalaran, dan memecahkan masalah. Pengembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.
2.18 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak.
1.               Kematangan
Kematangan perkembangan system saraf pusat, otak, koordinasi motoric, perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
2.               Pengalaman Fisik
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak mengembangkan aktivitas dan daya otak sehingga mereka akan mentransferkan ke dalam bentuk suatu gagasan atau ide.
3.               Pengalaman Sosial
Ketika anak melakukan interaksi social, maka mereka akan memperoleh pengalaman social. Interaksi social bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang lani, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Pengalaman social juga dibutuhkan oleh abak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dll.
4.               Keseimbangan
Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif tertinggi, maka anak memerlukan keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam prosesnya, suatu stimulus yng didapat anak dari lingkungan dapat mengganggusuatu keseimbangan, tetapi dengan suatu respon anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui kedua proses tersebut diatas: asimilasi dan akomodasi.
5.               Adaptasi
Anak sebagai hasil adapatasi dengan lingkungan, akan secara progresif menunjukkan interaksi dengan lingkungan secara rasional.
2.19 Faktor-Faktor  yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif
a. Asimilasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.
b. Akomodasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.
Contoh: si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan kedua.
c. Ekuilibrasi
Yaitu istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.
Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.